Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sejak Kecil Saya Terpapar Brand Djarum

8 September 2019   22:15 Diperbarui: 9 September 2019   09:42 1740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para peserta Audisi Umum PB Djarum 2019 (foto: pbjarum.org)

Saya ingat betul waktu masih SD dulu pernah dikasih sebuah kaos dengan gambar ilustrasi sepeda dan tulisan DJARUM. Saya senang sekali memakai kaos itu, terasa keren dipakai, selain karena saya sudah tahu bahwa Djarum adalah perusahaan yang terkenal. 

Meskipun saat dipakai kedodoran karena memang ukuran orang dewasa, kaos itu adalah  favorit saya dan masih saya ingat hingga kini.

Beranjak ke SMP, saya benar-benar dapat hadiah sepeda gunung merah dengan tulisan DJARUM. Hadiah itu saya dapat karena menang door prize di event fun bike yang disponsori oleh DJARUM. Keren banget sepedanya, bangga pakainya karena tidak semua orang punya sepeda dengan custom sponsor seperti ini.

Tapi hal-hal itu tidak membuat saya menjadi perokok hingga saat ini. Ya, bahkan fakta bahwa saya besar dan tumbuh di daerah Temanggung yang sangat mengagung-agungkan tembakau sebagai komoditas ekonomi paling populer. Saya sangat akrab dengan nama-nama merk rokok, sejak kecil. 

Faktanya menjadi bukan perokok di negeri tembakau bukanlah suatu aib. Biasa saja. Merokok atau tidak merokok adalah sebuah pilihan, dan tiap hari ketemu rokok dan perokok juga tak serta merta menjadikan seseorang jadi perokok.

Meski tidak pula jadi atlet, sejak kecil saya juga gemar membaca halaman olahraga di koran. Makanya saya juga paham jika PB Djarum Kudus adalah salah satu klub bulutangkis elite Indonesia, bahkan dunia yang melahirkan banyak atlet top kelas dunia. 

Jika di sepakbola saya adalah fans klub Liverpool, di dunia bulutangkis PB Djarum adalah jagoan saya. Maka tiap kali ada turnamen bulutangkis antarklub, saya selalu mendukung PB Djarum.

Saya tahu sejak kecil bahwa Djarum identik dengan rokok. Tapi seiring waktu, saya makin paham jika Djarum tak melulu rokok dan  terlalu besar jasanya di dunia olahraga Indonesia, khususnya bulutangkis. 

Adakah perusahaan swasta atau malah BUMN dengan reputasi hebat di bidang olahraga selain Djarum? Saya rasa kok gak ada yang pengabdiannya selevel Djarum.

Jika KPAI keukeuh menuduh bahwa Djarum telah mengeksploitasi anak dengan audisi bulutangkisnya, saya khawatir jika ternyata selama ini para komisioner KPAI memakai kacamata kuda. 

Mungkin mereka pintar karena terlalu banyak membaca teori di buku-buku tebal sehingga pasti menyimpulkan jika seorang atau banyak anak memakai kaos berlogo Djarum, kelak bakal jadi perokok atau minimal jadi penjual rokok. Jelas beda level dong dengan saya yang dari kecil cuma hobi baca berita olahraga.

Logo DJARUM di dada maknanya bukan berarti "yuk ngerokok Djarum", tapi bagi anak-anak pemakainya lebih bermakna "ini lho aku adalah peserta audisi bulutangkis terhebat di negeri ini". 

Dan realitanya, rokok Djarum bahkan bukan merk favorit anak-anak muda saat mereka mencoba untuk mulai merokok. Djarum masih kalah "gaul" dibanding produk dengan brand  seperti Marlboro.

Atau jangan-jangan nanti KPAI juga bakal mencoba mengganti nama Jalan Malioboro di Yogyakarta karena terbaca dan terdengar mirip merk rokok Marlboro? Ya, namanya juga pakai kacamata kuda, pastinya penglihatannya kurang jelas. Mohon dimaklumi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun