Mohon tunggu...
Widi Kurniawan
Widi Kurniawan Mohon Tunggu... Human Resources - Pegawai

Pengguna angkutan umum yang baik dan benar | Best in Citizen Journalism Kompasiana Award 2022

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

[LOMBAPK] Begini Rasanya Jadi Minoritas Nggak Doyan Durian

18 Januari 2017   11:50 Diperbarui: 18 Januari 2017   11:54 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ini banner-banner kenthir deh...

“Silakan pilih-pilih Pak, Bu...” ujar saya.

Dan malam itu, sepuluh menit terasa bak sepuluh tahun. Malam yang penuh kepura-puraan bagi saya. Pura-pura senyum manis, padahal nahan mules. Pura-pura nelpon di pojokan dekat semak-semak, padahal cari angin segar. Pura-pura beli permen di warung kecil, padahal numpang sendawa doang. Paling ekstrem, saya pura-pura jadi pohon saat ditawari makan durian. Tepatnya pohon durian, saya pun buang angin biar aromanya mirip, so masak durian makan durian? #ea.

“Sudah Pak Bu? Kita lanjut jalan?” tanya saya.

Namanya juga tamu, diajak gitu sama guide-nya pasti nurut. Saya tinggal bayari mereka dan selesai penderitaan (iya, kayak hidup lo, gue bayarin, kelar deh penderitaan lo... #eh).

“Lho Mas, kamu nggak ikutan makan durian?” tanya mereka.

“Engg, anu, engg... saya mah kalau malam nggak biasa makan banyak, tadi kan sudah makan di restoran, hehe...” dan untungnya saya ini banyak ngelesnya.

“Oh, kirain nggak doyan durian. Ada lho teman saya nggak doyan durian, kitanya jadi susah gitu kalau jalan-jalan, nggak asyik banget ada orang macam itu...”

Eng, ing, eng... nyinyir is in the house brow...

Ya begitulah, lebih baik diam dan senyum saja. Percuma menjelaskan tentang bagaimana busuknya durian bagi sebagian kecil orang-orang tertentu di negeri ini. Percuma saya bilang kalau kebanyakan durian mereka bakal mabok. Percuma pula menjelaskan fakta bahwa durianlah buah paling terkenal yang kerap kena larangan dibawa di kereta, masuk ke hotel dan kabin pesawat. Percuma juga memaparkan fakta bahwa orang-orang bule tuh kebanyakan jijik sama durian, seperti kamu jijik sama mantan yang sering banget bohong (ciee...).

“Tapi kamu kan bukan bule, hahaha... ngimpi...” kata mereka.

Ah, biarlah, yang jelas semakin bertambah usia (ehem...) saya merasa diri saya semakin toleran. Saking tolerannya, bahkan saya pernah terlibat dalam sebuah pelanggaran peraturan gara-gara durian. Saya pernah membantu memasukkan durian ke dalam ruangan hotel demi agar rekan-rekan kerja saya bisa makan durian setelah seharian penuh berkutat dengan urusan pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun