Tentu saja hal-hal tersebut wajib kita rawat dan terus dikembangkan. Inspirasi dari TMII adalah bagaimana kita bisa merawat Indonesia, berkiprah mewujudkan karya-karya nyata dengan berpijak pada budaya warisan nenek moyang kita serta alam yang tersedia.
TMII adalah penyemangat sekaligus kebanggaan. Tatkala saya melihat sepasang turis asing yang tengah memandang takjub pada bangunan rumah adat Batak Toba, ada sebongkah kebanggaan melihat kekaguman mereka, meskipun saya bukan berasal dari daerah Sumatera Utara. Saya bangga karya saudara-saudara saya dari seluruh Indonesia dikagumi dan dihargai.
[caption id="attachment_374735" align="aligncenter" width="600" caption="Foto by widikurniawan"]
Saat seperti inilah saya teringat bait-bait indah ciptaan Ismail Marzuki dalam mahakarya bertajuk “Indonesia Pusaka”.
Indonesia Tanah Air Beta
Pusaka Abadi Nan Jaya
Indonesia Sejak Dulu Kala
Tetap Dipuja-Puja Bangsa…
Bait yang syahdu menyeruakkan rasa kebanggaan. Sama halnya kebanggaan saya yang muncul begitu sajasaat melihat ratusan hingga ribuan orang datang tiap saat ke TMII demi mengenal Indonesia lebih dekat. Bahkan menjelang sore, masih ada saja rombongan besar yang berdatangan ke TMII.
“Ayo anak-anak, jalannya jangan terpisah ya, kita akan jelajahi Indonesia bersama-sama!” itulah komando seorang pemimpin rombongan yang baru datang, sepertinya ia adalah guru mereka.
“Iya, Bu Guruuu…!” sahut rombongan anak-anak itu serempak.
Rupanya guru-guru itu pun sedang memupuk Indonesia dalam diri anak-anak didiknya. Mereka datang ke tempat yang tepat, TMII. Tempat untuk menunjukkan ragam budaya direkatkan dalam semangat persatuan dan toleransi.