Mohon tunggu...
ASSHYFA ZAHRA
ASSHYFA ZAHRA Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

hobbiku menilis, membaca dan traveling....

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rindu yang Tak Terbendung

17 Januari 2023   20:21 Diperbarui: 17 Januari 2023   20:44 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" Oh ya nak , 15 hari lagi udah mau lebaran ya ,Kalo bisa mudik ya nak, ajak semua anak-anak dan suamimu ya. Biar kita bisa menyambut lebaran ini bersama-sama." Pinta ibu dengan suara lemah.

" Inshaallah Bu" jawabku singkat sambil mengusap mataku yang mulai memanas.

Karena aku sudah tahu bahwa kami tidak akan mudik lagi pada lebaran ini, edaran pemerintah sudah keluar tentang larangan mudik. Tapi aku tidak sanggup untuk menyampaikannya kepada ibu, aku tidak mau mendengarkan ungkapan kesedihan dari ibu.

" Abangmu juga akan mudik , jadi kita bisa kumpul semua" sela ibu lagi.

Sungguh sedih hatiku mendengar kata-kata ibu yang penuh kerinduan dan harapan agar bisa berkumpul dengan anak dan cucunya. Tapi apadayaku sepertinya harapan itu begitu sulit bagiku untuk mengabulkannya. Aku tinggal dikampung orang. Aku pergi merantau setelah aku menikah dan mengikuti suamiku bertugas disebuah kota kecil yang jauh dari keramaian. Tapi pada masa sebelum pandemi ini aku selalu berusaha pulang kampung untuk mudik. Yang mana seluruh keluarga besar kami akan berkumpul semua dirumah ibu. 

"Oh.iya bu, Abang sudah mengabari ibu untuk pulang lebaran ini. Syukurlah mudah-mudahan mereka bisa pulang semua" sahutku dengan kaget.

 Karena abangku tinggalnya juga jauh dari kampung kami. Jadi aku fikir Abangku juga tidak bisa mudik terhalang oleh peraturan pemerintah tentang larangan mudik ini. Ya Allah, sungguh aku tidak sanggup menyampaikan kebenaran ini kepada ibu. Aku tidak mampu untuk berterus terang kepada beliau tentang fakta yang sebenarnya. 

"Bagaimana dengan persiapan lebaran ibu, buat kebutuhan lebaran aku transfer aja ya.kalo Ibu mau beli mukena baru sama Adik aja biar bisa pilih sendiri modelnya" ujarku panjang lebar.

"Nggak usah mikirin kue lebaran, beli aja seperlunya" ujarku lagi

Karena aku tahu betul cara ibu menunggu kepulangan kami semua, beliau adalah orang yang paling sibuk mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari makanan , kue lebaran, makanan tradisional seperti lemang dan tape ketan hitam selalu tersedia menunggu kedatangan kami sampai dengan persiapan kamar buat kami semua di rumah ibu nanti. 

" Nggak usah transfer nak, ibu masih punya uang untuk keperluan ibu, pakai aja uang itu untuk keperluan kamu dan anak-anakmu. Kebutuhanmu lebih besar dari pada ibu apalagi mau mudik juga, nanti uang itu bisa dipakai untuk diperjalanan " jawab ibu dengan tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun