"Sudah tentu, Saja mengetahui semua tentang kekurang-adjaran mereka. Saja mengetahui tentang kelakuan orang Nippon didaerah pendudukannja --- tapi baiklah. Saja sudah siap sepenuhnja untuk mendjalani masa ini selarna beberapa tahun. Saja harus mempertimbangkan dengan akal kebidjaksanaan, apa jang dapat dilakukan oleh Djepang untuk rakjat kita."
Kita semua mengetahui, dari jawaban ini Sukarno kemudian bersikap untuk bekerjasama dengan Jepang. Ia dipercaya pemerintah pendudukan Jepang untuk membentuk Pusat Tenaga Rakyat (Putera). Karena hal tersebut ia kemudian dianggap sebagai kolaborator Jepang.
Dari cerita di atas, kita bisa mengetahui betapa pentingnya rumah itu dalam sejarah perjalanan bangsa ini. Tentu, masih banyak cerita lain bagaimana peranan Sukarno di Ranah Minang (akan saya tulis di artikel-artikel berikutnya). Oleh karena itu penghancuran cagar budaya Rumah Ema Idham ini sangat disayangkan. Ironisnya keberadaan rumah cagar budaya ini berhadapan dengan rumah dinas Wali Kota Padang. Semoga penghancuran bangunan cagar budaya ini menjadi yang terakhir dan tidak terjadi lagi di daerah-daerah lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H