Mohon tunggu...
Widhi Setyo Putro
Widhi Setyo Putro Mohon Tunggu... Sejarawan - Arsiparis di Pusat Studi Arsip Statis Kepresidenan ANRI

Menyukai sejarah khususnya yang berhubungan dengan Sukarno “Let us dare to read, think, speak, and write” -John Adams

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Konferensi Wartawan Asia-Afrika: Tonggak Penting Dunia Pers Indonesia yang Terlupakan

9 Februari 2023   23:20 Diperbarui: 9 Februari 2023   23:29 683
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prangko Konferensi Wartawan Asia Afrika Sumber: Koleksi pribadi

(ANRI, Inventaris Arsip Pidato Presiden No. 450)

Pembukaan

Setelah diadakan sejumlah persiapan dan konferensi pendahulu, KWAA resmi dibuka pada 24 April 1963 di Gelora Bung Karno dengan dihadiri delegasi wartawan-wartawan dari 42 negara. Tanggal pembukaan ini juga bertepatan dengan 8 windu lahirnya Dasasila Bandung. Pada pidato pembukannya, Presiden Sukarno menyerukan agar pers Asia-Afrika menjadi alat perjuangan yang efektif bagi rakyat-rakyat Asia-Afrika untuk mencapai kemerdekaan nasionalnya yang penuh.

"Pers Asia-Afrika hendaknya menjadi alat untuk merubah dan mentransformir negaranya menuju ke masyarakat yang memenuhi tuntutan keadilan sosial dan perdamaian. Hendaknya pers Asia-Afrika mengambil bagian dalam perjuangan merubah wajah dunia itu!"

Pada pidato tersebut, Presiden Sukarno juga berpesan untuk tidak memisahkan jurnalistik dengan kenyataan politik imperialisme yang mengamuk di Asia dan Afrika.

Deklarasi Jakarta

Setelah diadakan sidang-sidang komisi dan mendengar pandangan-pandangan umum, maka dapat disimpulkan bahwa para delegasi KWAA menyetujui dua masalah pokok, yaitu: kerjasama dan solidaritas wartawan Asia-Afrika yang diwujudkan dalam suatu organisasi, serta menggunakan Prinsip Bandung sebagai dasar kerjasama politik organisasi.

Pada 30 April 1963 saat upacara penutupan para delegasi KWAA melahirkan Djakarta Declaration antara lain berbunyi "Asia Afrika journalist dedicate themselves to struggle against imperialism-colonialism". Deklarasi Jakarta ini secara lengkap terdiri dari tujuh pasal berisikan pedoman-pedoman prinsip yang harus digunakan sebagai landasan oleh wartawan-wartawan Asia-Afrika dalam melaksanakan tugasnya.

Dalam acara penutupan, Hartini Sukarno berkesempatan memberikan pidato sebagai Ketua Kehormatan KWAA. Dalam pidatonya, Hartini menjelaskan bahwa rakyat Asia-Afrika berada di garis terdepan dalam membasmi kolonialis dan imperialis, yang disebabkan oleh perasaan cinta terhadap sesama manusia (Pikiran Rakyat, 2 Mei 1963).

Presiden Sukarno didampingi Soebandrio di KWAASumber:  Time Life Picture 
Presiden Sukarno didampingi Soebandrio di KWAASumber:  Time Life Picture 

Peristiwa Penting

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun