(ANRI, Inventaris Arsip Pidato Presiden No. 450)
Pembukaan
Setelah diadakan sejumlah persiapan dan konferensi pendahulu, KWAA resmi dibuka pada 24 April 1963 di Gelora Bung Karno dengan dihadiri delegasi wartawan-wartawan dari 42 negara. Tanggal pembukaan ini juga bertepatan dengan 8 windu lahirnya Dasasila Bandung. Pada pidato pembukannya, Presiden Sukarno menyerukan agar pers Asia-Afrika menjadi alat perjuangan yang efektif bagi rakyat-rakyat Asia-Afrika untuk mencapai kemerdekaan nasionalnya yang penuh.
"Pers Asia-Afrika hendaknya menjadi alat untuk merubah dan mentransformir negaranya menuju ke masyarakat yang memenuhi tuntutan keadilan sosial dan perdamaian. Hendaknya pers Asia-Afrika mengambil bagian dalam perjuangan merubah wajah dunia itu!"
Pada pidato tersebut, Presiden Sukarno juga berpesan untuk tidak memisahkan jurnalistik dengan kenyataan politik imperialisme yang mengamuk di Asia dan Afrika.
Deklarasi Jakarta
Setelah diadakan sidang-sidang komisi dan mendengar pandangan-pandangan umum, maka dapat disimpulkan bahwa para delegasi KWAA menyetujui dua masalah pokok, yaitu: kerjasama dan solidaritas wartawan Asia-Afrika yang diwujudkan dalam suatu organisasi, serta menggunakan Prinsip Bandung sebagai dasar kerjasama politik organisasi.
Pada 30 April 1963 saat upacara penutupan para delegasi KWAA melahirkan Djakarta Declaration antara lain berbunyi "Asia Afrika journalist dedicate themselves to struggle against imperialism-colonialism". Deklarasi Jakarta ini secara lengkap terdiri dari tujuh pasal berisikan pedoman-pedoman prinsip yang harus digunakan sebagai landasan oleh wartawan-wartawan Asia-Afrika dalam melaksanakan tugasnya.
Dalam acara penutupan, Hartini Sukarno berkesempatan memberikan pidato sebagai Ketua Kehormatan KWAA. Dalam pidatonya, Hartini menjelaskan bahwa rakyat Asia-Afrika berada di garis terdepan dalam membasmi kolonialis dan imperialis, yang disebabkan oleh perasaan cinta terhadap sesama manusia (Pikiran Rakyat, 2 Mei 1963).
Peristiwa Penting