Mohon tunggu...
Widhi Satya
Widhi Satya Mohon Tunggu... -

[nihil]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lamunan Menunggu : Jalan Raya

20 April 2010   06:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:41 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Polisi juga takkan pernah membudayakan calo SIM, jika saja tak ada warga -yang begitu banyaknya- mengharap segala sesuatu yang instant.

Kapan rantai setan itu berakhir? Adalah jika satu mata rantai itu diputus.

Kita juga salah satu mata rantai itu.

***

Aku melamun... Tak terasa, waktu berlalu, entah cepat, atau lambat. Yang jelas, aku sudah mulai resah.

"Sial! Berapa lama lagi dia datang?" Ah! Rutukan pertamaku.

***

Rupanya di sini bukan hanya aku yang menunggu seorang diri. Tapi toh aku tak mengenal mereka. Malas juga aku menyapa mereka.

Aku sudah bisa membaca dari wajahnya jika kudekati salah satu dari mereka:

Aku tersenyum menghampiri. Duduk di sebelahnya.

"Lagi nunggu mbak?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun