Tapi apa yang terjadi? Yak, cuti juga masih dimintain bikin deck. Hayo ngaku siapa yang pernah diginiin atau melakukannya ke orang lain? Saya juga pernah kok jadi keduanya. Wkwkwkw. Selain pernah karena sengaja, kadang memang beneran gatau ini orang lagi available atau lagi cuti, karena kan ya WFH. Mana pula kita inget jadwal cutay orang-orang yha khan.
Maka lahirlah sebuah inisiatif yang tidak brilian-brilian amat, tetapi efektif: AHA! Akan kuubah foto profilku dengan informasi bahwa aku sedang cutay! Jangan lupa tambah emoji 🙏🏾 atau 🤗 sebagai standar kesantunan karier bagi seluruh warga Indonesia.
Satu lagi, ucapan "maaf" juga tak ketinggalan. Apalagi buat pekerja yang kalau cuti bakal memberikan "beban" ke rekan kerjanya yang lain karena ada efisiensi pegawai. Sukses aja deh buat salaryman yang mau menggunakan hak aja pakai merasa bersalah. Sungguh kucinta budaya gak enakan ala Indonesia dengan sistem manajerial yang memukau ini
Pro dan Kontra
Jujur deh, bagaimana kesanmu melihat foto profil cuti seperti itu? Apakah lantas jadi merasa sungkan mengontak orang tersebut lewat WA? Atau merasa tindakan tersebut kekanakan, berlebihan, dan tidak profesional? Atau sebaliknya, tindakan tersebut justru diperlukan?
Kalau saya nih, sebenarnya pas awal-awal kemunculan fenomena ini agak merasa tindakan seperti ini agak ofensif ya. Istilah kekiniannya tuh: pasif agresif. Ahaha. Gak teriak, gak galak, tapi pesannya kenceng. Ngerti, kan? Ini pola komunikasi yang khas banget orang Indonesia. Semacam ... Aku gamau ngomong langsung, tapi sini deh aku kasih kode.
Makanya dulu ketika ada tim saya ada yang pakai foto profil begini, saya kesel juga dalam hati. "Ih kok segitunya sih. Padahal kan gw juga orangnya santuy juga kalau ada yang cuti mah sok mangga. Kalau terganggu, bilang aja, gak perlu segitunya."
Dalam hati sih begitu. Tapi sebenarnya ada perasaan iri juga. Kok enak ya dia berani dan bisa begitu. Mau ah kapan-kapan. #Lho
Tetapi kini, ketika tempat kerja kami sudah kembali bekerja dari kantor, metode ini masih dipakai lho. Orang-orang masih suka mengganti status dan foto profilnya dengan info bahwa dirinya sedang cuti. Kenapa ya?
Satu yang saya amati: pandemi sungguh telah mengubah cara kita bekerja. Kita tak pernah sungguh-sungguh kembali ke era pra-pandemi. Jam kerja ugal-ugalan menjadi standar baru. Jika dulu fleksibilitas hanya dimiliki oleh para pekerja lepas, kini pekerja swasta harus beradaptasi dengan cara serupa. Tidak ada jam lembur, tapi harus bisa dikontak di mana saja dan kapan saja.
Pasca orang menjadi terbiasa dengan Zoom dan Google Meet, teknologi komunikasi telah menjelma dewa. "Solusi" untuk melintas batas ruang dan waktu. Bagi saya, solusi ini memang perlu. Tetapi kelamaan ---pada konteks dunia kerja--- inovasi ini lebih mirip seperti pembenaran. Jawaban semu atas kebingungan beradaptasi dengan fleksibilitas yang kelewat diagung-agungkan.