Mohon tunggu...
Widha Karina
Widha Karina Mohon Tunggu... Penulis - Content Worker

seni | sejarah | sosial politik | budaya | lingkungan | buku dan sastra | traveling | bobok siang. mencatat, menertawakan keseharian, dan menjadi satir di widhakarina.blogspot.com dan instagram.com/widhakarina

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Pasang Foto Profil Maaf Sedang Cuti, Berlebihan atau Profesional?

2 Januari 2024   11:55 Diperbarui: 2 Januari 2024   16:31 7340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi apa yang terjadi? Yak, cuti juga masih dimintain bikin deck. Hayo ngaku siapa yang pernah diginiin atau melakukannya ke orang lain? Saya juga pernah kok jadi keduanya. Wkwkwkw. Selain pernah karena sengaja, kadang memang beneran gatau ini orang lagi available atau lagi cuti, karena kan ya WFH. Mana pula kita inget jadwal cutay orang-orang yha khan.

Maka lahirlah sebuah inisiatif yang tidak brilian-brilian amat, tetapi efektif: AHA! Akan kuubah foto profilku dengan informasi bahwa aku sedang cutay! Jangan lupa tambah emoji 🙏🏾 atau 🤗 sebagai standar kesantunan karier bagi seluruh warga Indonesia.

Satu lagi, ucapan "maaf" juga tak ketinggalan. Apalagi buat pekerja yang kalau cuti bakal memberikan "beban" ke rekan kerjanya yang lain karena ada efisiensi pegawai. Sukses aja deh buat salaryman yang mau menggunakan hak aja pakai merasa bersalah. Sungguh kucinta budaya gak enakan ala Indonesia dengan sistem manajerial yang memukau ini

Dokumen pribadi, diolah dari berbagai sumber bebas.
Dokumen pribadi, diolah dari berbagai sumber bebas.

Pro dan Kontra
Jujur deh, bagaimana kesanmu melihat foto profil cuti seperti itu? Apakah lantas jadi merasa sungkan mengontak orang tersebut lewat WA? Atau merasa tindakan tersebut kekanakan, berlebihan, dan tidak profesional? Atau sebaliknya, tindakan tersebut justru diperlukan?

Kalau saya nih, sebenarnya pas awal-awal kemunculan fenomena ini agak merasa tindakan seperti ini agak ofensif ya. Istilah kekiniannya tuh: pasif agresif. Ahaha. Gak teriak, gak galak, tapi pesannya kenceng. Ngerti, kan? Ini pola komunikasi yang khas banget orang Indonesia. Semacam ... Aku gamau ngomong langsung, tapi sini deh aku kasih kode.

Makanya dulu ketika ada tim saya ada yang pakai foto profil begini, saya kesel juga dalam hati. "Ih kok segitunya sih. Padahal kan gw juga orangnya santuy juga kalau ada yang cuti mah sok mangga. Kalau terganggu, bilang aja, gak perlu segitunya."

Dalam hati sih begitu. Tapi sebenarnya ada perasaan iri juga. Kok enak ya dia berani dan bisa begitu. Mau ah kapan-kapan. #Lho

Tetapi kini, ketika tempat kerja kami sudah kembali bekerja dari kantor, metode ini masih dipakai lho. Orang-orang masih suka mengganti status dan foto profilnya dengan info bahwa dirinya sedang cuti. Kenapa ya?

Satu yang saya amati: pandemi sungguh telah mengubah cara kita bekerja. Kita tak pernah sungguh-sungguh kembali ke era pra-pandemi. Jam kerja ugal-ugalan menjadi standar baru. Jika dulu fleksibilitas hanya dimiliki oleh para pekerja lepas, kini pekerja swasta harus beradaptasi dengan cara serupa. Tidak ada jam lembur, tapi harus bisa dikontak di mana saja dan kapan saja.

Pasca orang menjadi terbiasa dengan Zoom dan Google Meet, teknologi komunikasi telah menjelma dewa. "Solusi" untuk melintas batas ruang dan waktu. Bagi saya, solusi ini memang perlu. Tetapi kelamaan ---pada konteks dunia kerja--- inovasi ini lebih mirip seperti pembenaran. Jawaban semu atas kebingungan beradaptasi dengan fleksibilitas yang kelewat diagung-agungkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun