Mohon tunggu...
Widha Karina
Widha Karina Mohon Tunggu... Penulis - Content Worker

seni | sejarah | sosial politik | budaya | lingkungan | buku dan sastra | traveling | bobok siang. mencatat, menertawakan keseharian, dan menjadi satir di widhakarina.blogspot.com dan instagram.com/widhakarina

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memimpikan Dunia bagi Perempuan Berdaya, Bukan Sekadar Utopia

11 Desember 2023   15:39 Diperbarui: 12 Desember 2023   12:19 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak Hanya Advokasi Gender
Sebagai korporasi yang memiliki anggota dari berbagai negara, Girl Power Talk memungkinkan anggotanya berinteraksi lintas negara. Karena tertarik, saya bertanya kepada kelima kawan baru ini mengenai pengalaman berbagi cerita dengan rekan-rekan dari negara lain. "Boleh dong diceritakan mengenai isu dari negara lain yang menurutmu menarik."

Kepada saya, Nadhia Tiara Astari (Young Leader for Content & Media) mengulangi cerita rekan kerjanya yang juga seorang medical student di Uganda.

Dalam mengakses fasilitas kesehatan, masyarakat Uganda terkendala dua hal: minimnya fasilitas dan tingginya biaya berobat. Keterbatasan tempat tidur di rumah sakit membuat lorong-lorong disesaki oleh pasien yang mengantri.

Nadhia merefleksikan kondisi ini dengan membandingkannya dengan kondisi di Indonesia. "Kita sering mengeluh dengan BPJS karena antrinya lama." Padahal di negara lain seperti Uganda, mereka bahkan tidak memiliki jaring pengaman sosial.

Anggota Girl Power Talk mancanegara. Sumber gambar: Girl Power Talk
Anggota Girl Power Talk mancanegara. Sumber gambar: Girl Power Talk

Mendengar masalah tersebut, Nadhia pun menawarkan bantuan kepada rekannya yang asal Uganda untuk membuat problem tersebut menjadi populer dan diperbincangkan. Caranya tentu saja sesuai dengan kapasitas Nadhia di Girl Power Talk: membuat banyak artikel.

Langkah yang ditempuh Nadhia beserta rekan-rekannya di tim Indonesia serta negara lain bertujuan untuk mengadvokasi isu yang tengah menjadi perhatian di sejumlah negara. Menurut Nadhia, perekrutan anggota dari berbagai negara justru menjadi kekuatan Girl Power Talk untuk meluaskan perspektif anggota, sekaligus meningkatkan awareness terhadap sebuah isu secara lebih masif untuk audiens yang lebih beragam. Melintas ruang dan waktu.

"It's more like expanding our voices," ungkap Nadhia.

Pilih klien yang memiliki value serupa, bisa. Buka diskusi buat keberagaman opini, bisa. Saling bantu meluaskan awareness dari negara anggota, bisa. Tak heran kalau saya sampai geleng-geleng kepala ketika berbincang dengan Luna, Dee, Shaheena, Celestine, dan Nadhia. Isn't that too good to be true?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun