Mohon tunggu...
widhadyah
widhadyah Mohon Tunggu... lainnya -

Never ending learner. An oxymoron sometimes. Sustainability enthusiast.\r\ntwitter : @widhadyah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelajaran "Melawan" dari Novel "Go Set a Watchman (Harper Lee)"

4 Maret 2016   12:43 Diperbarui: 4 Maret 2016   14:02 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PJ : Teman-temanmu justru sangat membutuhkanmu saat mereka salah. Mereka tak butuh kamu saat mereka benar. Butuh kedewasaan pikir untuk tinggal di wilayah ini. Kau tak memiliki kerendahan pikir ----

JL : Kukira takut pada Tuhan adalah awal dari kearifan.

PJ : Itu sama saja. Kerendahan hati

------------------

"Hmmm..", mungkin memang kita tidak perlu menggunakan kata "lawan", "jangan", dan sejenisnya. Kita 'hanya' perlu menjadi teman terbaik mereka. Karena teman lebih nyaman diajak berbicara daripada lawan. Karena yang tidak asing lebih mudah untuk dipercaya.

Dari sini kemudian teringat cerita Abina KH Ihya' Ulumuddin , bagaimana beliau yang sempat diasuh oleh Abuya As Sayyid Muhammad Alawi al Maliki, ditanah haram Makkah, kemudian 'dipaksa' untuk menggunakan mazhab Syafi'i saat pulang dakwah di Indonesia, padahal Abuya sendiri menganut mazhab Maliki. Tak lain, karena kearifan beliau yang memahami bahwa "manusia seringkali membenci apa yang tidak diketahuinya". Kita tahu bahwa kebanyakan muslim di Indonesia bermazhab Syafi'i (misalnya NU), dan karenanya untuk lebih mudahnya dakwah, bergaullah dengan cara yang sudah mereka ketahui. Toh sama-sama benarnya. 

Pelajaran yang saya ambil dari buku ini disintesa dengan pelajaran dari ngaji, mungkin berbeda bagi kawan lainnya. Tapi saya belajar, bahwa mungkin akan lebih baik, saat menemukan suatu hal yang kurang sesuai dengan apa yang saya yakini, coba bertemanlah. Mungkin ada yang saya belum pahami, atau mungkin ada yang belum mereka pahami. Berteman lebih nyaman daripada melawan. Memperbaiki lebih baik daripada menghancurkan. Namun catatan penting yang selalu saya ingat, dari guru kami, belajar apapun, membaca apapun, tetap milikilah tempat pulang untuk bertanya, sebenar-benar guru yang akan meluruskan saat bimbang, yang menguatkan saat ragu.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun