Mohon tunggu...
Wida Reza Hardiyanti
Wida Reza Hardiyanti Mohon Tunggu... Ilmuwan - Peneliti dan konsultan

Berkarir sebagai peneliti ekonomi, hukum, dan sosial. Saat ini aktif sebagai konsultan dalam beberapa proyek penelitian dan pembangunan ekonomi. Hobi menulis, membaca, menonton film, dan bercengkrama bersama keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Dilema Ibu Pekerja di Indonesia: Karir atau Mengurus Anak?

13 November 2022   04:47 Diperbarui: 30 November 2022   21:24 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerja (Dok. Shutterstock/Afrca Studio)

Work From Home Menjadi Alternatif Terbaik bagi Ibu Pekerja

Sebenarnya solusi terbaik yang ditempuh oleh ibu pekerja adalah WFA (Work From Anywhere) atau biasa disebut dengan istilah lain sebagai WFH (Work From Home). Metode bekerja dari rumah maka akan memungkinkan ibu pekerja untuk mengawasi anaknya di rumah sembari bekerja. Ia juga dapat memonitoring secara langsung perkembangan anaknya dengan dibantu baby sitter atau pengasuh bayinya.

Dengan begitu, berbagai risiko dari salah pengasuhan ataupun kekerasan pada anak yang dilakukan oleh baby sitter atau pengasuh dapat ditekan karena ibu pekerja dapat melakukan pengawasan secara langsung. Ia dapat mengawasi anaknya 24 jam dan melihat bagaimana pengasuhnya merawat anaknya. 

WFH (Work From Home) bagi ibu pekerja juga akan menciptakan keseimbangan antara bekerja dan urusan pribadi (work life balance), lebih fleksibel, lebih dekat dengan keluarga, dan menurunnya tingkat stres bekerja.

Sayangnya jumlah perusahaan di Indonesia yang menerapkan system WFH bagi pekerja masih sangat minim, jauh lebih sedikit dibandingkan di luar negeri. 

Oleh karena itu, perempuan dapat menciptakan sendiri peluang kerjanya sendiri dari rumah (membuka usaha rumahan atau online shop) bila tidak dapat menjadi pekerja di suatu perusahaan yang menerapkan WFH. 

Spillover effect atau dampak yang dihasilkan bagi lingkungan sekitarnya juga menjadi jauh lebih besar karena memungkinkan dirinya membuka peluang bekerja bagi perempuan lain di sekitarnya.  

Referensi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun