Tapi ternyata tanggapan yang pak Rifa’I berikan hanyalah lontaran klaim asumtif yang tidak menyentuh masalah dan hanya “menyerang” pribadi Ust. Nirwan, tanpa memperhatikan kualifikasi dan background beliau.
2. Baiklah supaya diskusi ini berjalan dengan amanah ilmiah yang baik. Sebagai tanggung jawab atas klaim-klaim anda tentang “Ibn Rusyd” (saya fokuskan ke beliau, karena al-Jabiri juga banyak “terinspirasi” pemikirannya).
Mohon pak Rifa’I paparkan dalam satu atau dua paragraf saja, tentang poin-poin utama pemikiran “Ibn Rusyd” dalam karya-karyanya seperti Tahafut at-Tahafut, Fashlul Maqal maupun Talkhis Ma Ba’da Ath-Thabi’ah-nya..
Ini penting, karena di-awal Pak Rifa’I sangat “menyanjung-nyanjung” Ibn Rusyd. Tentunya sudah sangat familiar dengan pokok pemikiran utamanya. Sebab adalah aneh kan bila mengaku sangat “apresiatif” dengan pemikiran satu sosok tapi gak tau poin utama permasalahannya.
Supaya ringkas, saya minta cukup 2 poin saja review atas turots2 ibn Rusyd diatas :
1. Bagaimana pandangan Ibn Rusyd mengenai konsep metafisis dan Kausalita.
2. Bagaimana pandangan Ibn Rusyd tentang Akal, dalam hal ini posisinya dalam memahami Nash.
Itu saja dulu pak,
Demikian,
# Tanggapan Pak Rifai:
pantas ibu bisa berkata seperti itu ternyata dapat dari insist hehehe  saya masih sama-sama mendalami seperti ibu. tapi sebagai pengetahuan awal masalah filosof yang sangat di gandrungi oleh abid jabiri silahkan lihat disini : http://en.wikipedia.org/wiki/Ibn_Rushd bagaimana orang barat mengagumi ibn rosyd sampai sedemikian detailnya dalam wikipedia itu, bahkan dalam perannya pelopor sekulerisme barat.