Tidak bisa dipungkiri, sosial media telah memberikan banyak kemudahan untuk kita saat ini. Salah satunya adalah bisa membuat kita terhubung dan seolah menjadi sangat dekat dengan saudara, sahabat, atau kawan lama, yang ada di belahan dunia lain. Kita juga tidak bisa menampik fakta bahwa media sosial telah menciptakan sebuah keindahan yang menakjubkan dari relasi yang dimungkinkan oleh internet. Tapi di sisi lain, media sosial turut berkontribusi besar dalam kasus pencurian data, kecanduan teknologi, berita palsu, juga polarisasi di tengah masyarakat. Sebagian besar orang mungkin berpikir bahwa Google hanyalah sebuah mesin pencarian, sementara Facebook, Instagram, Twitter, dan media sosial lainnya, sekadar tempat untuk melihat kabar terbaru teman-temannya. Yang jarang disadari, perusahaan dan platform-platform tersebut selalu berlomba-lomba menarik perhatian pengguna. Mereka berlomba-lomba bagaimana supaya manusia bisa terpaku berjam-jam di depan layar sembari menggunakan platform mereka. Banyak layanan di internet yang seolah gratis, namun sebenarnya tidak. Semua itu dibayar oleh pengiklan. Untuk apa pengiklan membayar layanan tersebut? Supaya iklan mereka bisa ditampilkan ke kita melalui layanan tersebut. Sederhananya, perusahaan teknologi, dalam hal ini media sosial, menjual perhatian penggunanya kepada pengiklan. Perhatian kita adalah produk yang dijual kepada pengiklan. "Jika kau tidak membayar produknya, berarti kaulah produknya," kata Aza Raskin, Co-Founder Center for Humane Technology yang juga pernah bekerja di Firefox & Mozilla Labs. Perubahan perlahan, kecil, dan tidak terlihat dalam persepsi dan perilaku kita, adalah produk yang dijual oleh perusahaan teknologi kepada pengiklan. Karena itu, mereka akan berlomba-lomba untuk mengubah perilaku, cara pikir, dan jati diri kita dengan sangat perlahan dan kecil sehingga tidak pernah kita sadari. Dan semua aktivitas kita di internet akan direkam, menjadi sebuah data yang berharga bagi bisnis mereka untuk menentukan prediksi bisnis yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H