[2] Mengenai pendirian Keraton Kanoman dan Kasepuhan masih belum ada kesamaan pendapat. Ada yang menyebutkan bahwa Keraton Kanoman berdiri tahun 510 saka atau 1588 masehi, sedangkan Kasepuhan berdiri tahun 1529 masehi. Berdasarkan sumber dari Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman berdiri pada tahun 1679 oleh Pangeran Kertawijaya yang bergelar Sultan Anom dan setelah itu kemudian Keraton Pakungwati berganti nama menjadi Kasepuhan.
[3] Berdasarkan wawancara dengan Kepala Bidang Kebudayaan, Disporbudpar Kota Cirebon pada tanggal 8 April 2011
[4] Sulistiyono. 1994, "Perkembangan Pelabuhan Cirebon dan Pengaruhnya terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Kota Cirebon 1859-1930." Tesis Program Studi Sejarah, Pascasarjana UGM, Yogyakarta. hal. 143
[5] Imron Heriyanto. 2000, "Upacara Panjang Jimat: Suatu Kajian Tentang Keraton Kasepuhan Cirebon Masa Kini" Tesis Pascasarjana UI, Jakarta. Hal. 82.
[6] Sharon Siddique, dalam Sulistiyono, op. cit. hal. 140.
[7] Dalam Heriyanto. op. cit. hal. 105.
[8] Dalam Heriyanto. Ibid. hal 105.
[9] Pada awalnya londo berasal dari sebutan kepada Belanda, namun pada perkembangannya sebutan itu tidak hanya untuk bangsa Belanda. Londo adalah sebutan masyarakat terhadap orang asing selain Arab dan Cina, khususnya sebutan terhdap orang-orang kulit putih seperti Belanda, Inggris, Portugis.
[10] Berdasarkan penjelasan salah seorang informan, tayuban merupakan sebuah kesenian atau tarian tradisional yang dahulu sering ditampilkan di keraton berkaitan dengan acara-acara pesta.
[11] Berdasarkan bukti-bukti putusan maupun surat gugatan yang dimenangkan oleh keraton terhadap persengketaan tanah keraton yang ada di arsip keraton.
[12] Berdasarkan wawancara tanggap 12 Agustus 2011 dengan Sultan PRA Arief Natadiningrat, Sultan Kasepuhan.