Mohon tunggu...
wi jaya
wi jaya Mohon Tunggu... -

call me jay

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasih yang Menyempurnakan Aku

10 Mei 2014   16:53 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:39 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Papa jangan khawatir.. Riki yang akan jaga harry.. Papa yang tenang disana" kata kakak..

"Kenapa orang baik meninggalnya cepat" kata seorang tamu yang lainnya lagi..

Jadi..??

Papa selama ini menghilang karena.....

Belum selesai aku berpikir dalam mimpiku.. Aku melompat lagi kedalam diriku diwaktu yang lain.. Sewaktu mama marah besar..

Apa yang aku cicipi ternyata adalah kotoranku sendiri.. Aku merasa mual sekali.. Aku marah pada diriku saat itu.. Dan kata-kata mama yang dulu aku tidak bisa pahami.. Akhirnya aku pahami juga..

"Maafin mama"

Dan itu bukan percikan air, melainkan air mata.. Mama menangis..

Aku ingin sekali memeluk mama dan bilang aku tidak apa-apa.. Tapi kemudian aku terlempar ke masa yang lain.. Aku melihat diriku sendiri tertidur lemas.. Dengan cairan berwarna merah keluar dari mulutku.. Darah..

Kemudian kakakku masuk.. Terlihat jelas diwajahnya.. Dia panik.. Dia tidak berpikir apa-apa.. Dia langsung menggendong aku.. Dia berlari dari rumah menuju rumah sakit.. Yang menurutku sangat jauh sekali jaraknya.. Bahkan aku melihatnya terjatuh dan kesakitan juga sangat kelelahan.. Saat itu aku melihat bahwa ukuran tubuhku sudah setengah ukuran tubuh kakak.. Jadi cukup lumayan berat untuk digendong sejauh itu.. Entah kekuatan darimana kakak bisa menggendong aku sejauh itu.. Dan dari mulutnya aku mendengar dia berkata..

"Kamu harus sembuh.. Kakak ga akan biarin kamu knapa-napa.. Bertahan dik.. Jangan tinggalin kakak!!", kakak berkata sambil menangis dan terus berlari..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun