Modul 3.1 ini mengajarkan kepada kita bahwa dalam mengambil sebuah keputusan harus berdasarkan pada 4 paradigma dilema etika, 3 prinsip resolusi penyelesaian dilema dan 9 langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan. Keputusan yang diambil saat menghadapi kasus dilema etika akan merefleksikan nilai-nilai kebajikan universal yang kita junjung tinggi. Seseorang yang dalam dirinya telah tertanam nilai-nilai kebajikan universal akan mampu menerapkan prinsip pengambilan keputusan yang tepat, baik dan efektif bagi semua pihak dan tentu saja akan berdampak baik pula pada lingkungannya.
7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?
Jawaban:
Tantangan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan, yaitu hasil keputusan yang diambil tidak dapat mengakomodir semua pihak yang terlibat. Ada pihak yang tidak dapat menerima atau merasa tidak suka atas keputusan yang diambil. Memberikan pemahaman kepada orang yang tidak suka dengan kita juga merupakan suatu tantangan tersendiri, karena jika orang tidak suka dengan kita, biasanya tidak bisa sejalan/selaras dengan pemikiran kita.
8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?
Jawaban:
Tujuan pembelajaran adalah memenuhi tumbuhnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki tingkah lakunya dan membantu murid untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dari tujuan tersebut, dapat di simpulkan bahwa pembelajaran haruslah berpihak pada murid. Jika terdapat permasalah dalam pembelajaran dan di sekolah maka pengambilan keputusan haruslah berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal yang juga berpihak pada murid. Setiap murid yang ada di kelas kita adalah unik dan berbeda-beda, tetapi sebagai seorang pendidik kita harus dapat memenuhi semua kebutuhan belajar murid  yang berbeda-beda tersebut dengan pembelajaran berdiferensiasi.
9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Jawaban:
Guru sebagai pemimpin pembelajaran, harus dapat mengambil keputusan secara efektif karena setiap keputusan yang diambil guru harus dapat memberikan dampak yang baik dan besar bagi murid. Setiap pengambilan keputusan yang dilakukan oleh guru, yang menjadi tujuan utama adalah untuk murid, murid dan murid. Guru sebagai pemimpin pembelajaran harus mengambil keputusan berdasarkan rasa tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid. Keputusan yang efektif akan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, nyaman, aman, sehingga proses pembelajaran dapat terwujud suasana aktif dalam suasana yang menyenangkan.
Guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya karena keputusan efektif guru akan menjadi rujukan atau teladan bagi murid ketika murid tersebut mengalami dilema etika yang sama di masa yang akan datang. Guru adalah sebagai suri tauladan bagi murid, maka keputusan guru dalam berbagai hal akan sangat mempengaruhi proses pembelajaran dan keberhasilan murid, sehingga sangat penting sekali jika setiap keputusan guru mampu menciptakan kesempatan belajar bagi murid dan memerdekakan murid dalam belajar. Sebagai seorang pemimpin pemimpin pembelajaran, tidak ada benar atau salah selama pengambilan keputusan berdasarkan pada rasa tanggung jawab, nilai-nilai kebajikan universal dan berpihak pada murid. Selain hal tersebut, yang menjadi acuan guru dalam pengambilan keputusan adalah visi misi sekolah dan juga budaya positif yang telah ada di sekolah.