Proses coaching diharapkan mampu diambil keputusan yang efektif sesuai dengan kompetensi/kemampuan coachee. Coach bukanlah yang mengambil keputusan, melainkan coachee itu sendiri. Coach hanya bertindak sebagai alat bantu agar coachee dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan nilai dirinya, apakah tujuan jangka pendek atau jangka panjang, hal yang diinginkan, juga hal yang dibutuhkan. Selain itu coach juga harus memastikan agar coachee tetap on track dalam menjalani keputusan tersebut.
4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?
Jawaban:
Kemampuan dalam mengambil keputusan membantu kita mengarungi kehidupan, menghindari masalah yang mungkin timbul, dan memperluas cakrawala pandang kita. Dalam pengambilan keputusan, guru harus memiliki kemampuan untuk memilih hal yang benar dan salah. Selain kemampuan penguasaan terhadap masalah, pengambilan keputusan juga ditentukan oleh faktor kepribadian, dalam hal ini adalah manajemen diri dan kematangan sosial emosi. Disadari atau tidak, kemampuan manajemen diri da kematangan social emosi berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam mengambil keputusan.
Pengambilan keputusan pada masalah dilema etika sebenarnya didukung pula oleh pengalaman guru/seseorang, sedangkan sikap terhadap pengalaman itu sendiri berkaitan dengan kematangan emosi seseorang. Kematangan social emosi adalah sebuah modal yang berharga. Seseorang yang memiliki emosi yang lebih matang akan dapat memilah dan memilih apa yang terbaik dan apa yang harus dihindarinya. Kematangan emosi ditandai dengan bagaimana konflik dipecahkan, dan bagaimana kesulitan ditangani. Seseorang yang telah memiliki kematangan secara social emosi, memandang kesulitan-kesulitan dalam hidup bukan sebagai malapetaka, tetapi sebagai tantangan-tantangan, sehingga saat ia dihadapkan pada situasi dimana seseorang harus memilih salah satu alternatif yang disodorkan padanya, berbekal pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, maka seseorang itu akan lebih mudah mengambil keputusan yang dianggap paling sesuai.
Pengambilan keputusan merupakan tugas yang cukup berat, jika tidak didorong kematangan social emosi dan manajemen diri yang tinggi, maka seseorang akan sulit mengambil suatu keputusan. Kematangan emosi dan kemampuan manajemen diri yang tepat akan membawa seseorang ke arah rasa percaya diri yang mantap, sehingga proses dan tahapan dalam pengambilan keputusan dapat dilakukan secara maksimal.Â
5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?
Jawaban:
Pendidik adalah individu yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada murid. Mereka berada di garda terdepan dalam proses pendidikan, memainkan peran kunci dalam membentuk perkembangan intelektual, moral, dan sosial murid. Manfaat pendidikan dalam kehidupan dunia, yakni membentuk diri yang baik dari keahlian, kemampuan, etika, dan akhlak untuk menjadi pribadi yang baik serta untuk membekali diri dalam menghadapi dunia bermasyarakat. Sehubungan dengan peran tersebut, maka sangat penting sekali seorang pendidik memiliki nilai-nilai kebajikan yang harus melekat dalam diri, sehingga dalam menyelesaikan suatu kasus yang menyangkut masalah moral atau etika dapat secara bijak untuk kepentingan bersama dan mengandung nilai-nilai moral. Â Penyelesaian kasus juga hendaknya harus selalu berpihak pada murid.
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat? tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.
Jawaban: