Mohon tunggu...
wachyu yuliyanti
wachyu yuliyanti Mohon Tunggu... -

simple but sure

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Irama dan Melodi

30 November 2010   04:05 Diperbarui: 4 April 2017   18:30 17059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. IRAMA

Irama adalah urutan rangkaian gerak yang menjadi unsur dasar musik dan tari (jamalus, 1989). Irama diartikan sebagai gerak yang teratur , panjang pendek membentuk pola irama dan bergerak menurut pulsa dalam ayunan birama.

Irama dalam sebuah sajian musik yaitu menghubungkannya dengan satu satuan birama dengan notasi irama yang berkaitan dengan waktu dan panjang pendek denyutan.

M. Soeharto (1986) menyatakan irama sebagai gerak yang teratur, dimana irama selalu mengikuti jalan melodi.

1. Duol ; Duol berbentuk garis lengkung dan angka 2 diatas atau dibawah dua nada untuk mengubah nada dibawahnya menjadi satu setengah kali nilai ketukannya dari dua nada tersebut.

2. Triool dan Triool Ganda (sextool) ; Triool berbentuk garis lengkung dan angka 3 diatas atau dibawah tiga buah not yang berfungsi mengubah not tersebut menjadi dua pertiga dari nilai ketiga not tersebut. Bentuk triool dapat juga digandakan yang dinamakan sextool dengan garis lengkung dan angka 6.

3. Kwartool ; Kwartool berbentuk garis lengkung dan angka 4 pada empat buah not yang mengubah keempat not dibawah atau diatasnya menjadi tinggal bernilai ¾ dari nilai not sebelumnya.

4. Kwintool ; Kwintool berbentuk garis lengkung dan angka 5 diatas atau dibawah lima not yang berfungsi mengubah nilai not tersebut menjadi bernilai 4/5 dari nilai keseluruhan not senelumnya.

5. Legato dan Legatura ; yaitu menghubungkan dua buah not atau lebih, memperpanjang nilai not yang pertama menjadi sejumlah not yang dihubungkan. Perbedaan legato dan legatura ; legato biasanya untik menggabungkan nada-naa yang tingginya berbeda dan masih dalam satu satuan birama, sedangkan legatura menghubungkan not yang biasanya berlainan birama.

NOTASI IRAMA

Notasi irama berbentuk not dan tanda diam. Notasi irama dan membirama dilatihkan pada anak untuk melatih rasa irama. Latihan-latihan rasa irama dapat dikembangkan melalui chart-chart irama maupun dengan menggunakan lagu secara langsung, dan akan lebih baik jika suatu lagu kemudian menjadi chart irama. Latihan dapat dikembangkan secara perlahan sesuai tempo dan taraf kesulitan tempo serta pola irama.

PULSA

Pulsa adalah rangkaian denyutan yang datang secara berulang dan teratur yang dapat dirasakan dan dihayati dalam musik.

Pulsa dapat bergerak cepat, sedang, dan lambat. Kecepatan jarak waktu bergeraknya pulsa ditentukan oleh satuan-satuan pulsa dan tempo yang digunakan.

TEMPO

Tempo adalah pernyataan cepat lambat dalam lagu atau kecepatan gerak pulsa.

Beberapa tanda tempo untuk menyatakan cepat lambatnya lagu antara lain :

a. Tempo pernyataan lagu lambat : (1) larggissimo, lentissimo; sangat lambat, (2) adagio, lento, largo; lambat, (3) largietto, adagietto; kurang lambat.

b. Tempo sedang : (1) andantino; sedang lambat, (2) moderato; sedang, (3) andante; sedang.

c. Tempo cepat : (1) allegro; kurang cepat, (2) presto; cepat, (3) allegro vivace; cepat sekali.

d. Perubahan : (1) accelerando atau accel; makin cepat, (2) rillentando atau rall; bertambah lambat, (3) ritartando atau rit; berkurang cepatnya; (4) a tempo; kembali ke tanda tempo asal, (5) fermata; diperpanjang.

METRONOM MAELZEL

Metronom maenzel ialah alat yang dipakai untuk mengukur tempo, yaitu alat yang berbentuk piramida dengan petunjuk jarum yang dapat bergerak bolak-balik di muka sebuah skala. Metronom ditemukan oleh seorang Belanda De Wickel (1815) dalam bentuk yang sangat sederhana sekali dan disempurnakan oleh Johan Nepomuk Maelzel (Swiss, 1838). Metronom ditulis dengan M.M di atas kiri lagu beserta tanda tempo.

BIRAMA

Birama atau metrum atau maat ialah ketukan-ketukan (tekanan-tekanan) yang datang berulang-ulang dengan teratur dalam waktu yang sama (Atan Hamdju, 1989:26). Selain pengertian tersebut, birama juga dapat diartikan sebagai ayunan rangkaian gerak kelompok beberapa pulsa, yang pulsa pertamanya mendapat aksen kuat sedang pulsa lainnya tidak, berlangsung secara berulang-ulang dan teratur (Jamalus, 1989).

Jenis-jenis birama :

a. Birama binair (genap), yaitu lagu bertekanan kelipatan dua, yang terdiri dari:

1) Tunggal (sederhana) ; 2/1, 2/2, 2/4, 2/8, 2/16.

2) Majemuk (campuran) ; 4/1, 4/2, 4/4, 4/8.

b. Birama Ternair (ganjil)

1) Tunggal (bersahaja) ; 3/1, 3/2, ¾, 3/8, 3/16.

2) Majemuk (campuran) ; 6/2, 6/4, 6/8, 6/16, 9/2, 9/4, 9/8, 9/16, 12/4, 12/8, 12/16.

c. Birama menyimpang dari binair dan ternair ;

5/4 (3/4 + 2/4) atau (2/4 + ¾)

7/4 (3/4 +4/4) atau (4/4 + ¾)

d. Birama gantung ; biramanya kurang (tidak genap sesuai tanda birama)

Misalnya: lagu Indonesia Raya yang birama awal hanya terdapat satu ketukan, kekurangan ketukan itu dilengkapi pada birama terakhir lagu tersebut.

Penulisan birama diletakkan disebelah kiri atas lagu dilanjutkan nada dasar lagu tersebut. Misalnya: ¾ C = do

a. Pembilang berguna untuk menunjukkan jumlah ketukan dalam tiap birama

b. Penyebut digunakan untuk menunjukkan nilai dari tiap ketukan

c. Lagu berirama gantung dinyanyikan dengan menghitung seolah-olah bukan irama gantung.

Notasi birama terdiri dari tanda birama, ruas birama, garis birama, dan garis penutup.

a. Tanda birama; ialah tanda berbentuk bilangan pecahan bersusun yang menunjukkan birama mana yang digunakan pada sebuah lagu.

b. Ruang (ruas) birama; tempat untuk menuliskan notasi kelompok irama yang termasuk dalam satu ayunan birama, terletak diantara dua garis birama.

c. Garis birama; garis dalam notasi musik yang membatasi ruang (ruas) birama (birama satu dengan birama berikut atau sebelumnya).

d. Garis penutup; ialah garis birama yang terdiri dua garis, garis pertama tipis dan garis keduab tebal pada akhir penulisan notasi lagu.

POLA IRAMA

Pola irama ialah sekelompok bunyi dengan susunan irama tertentu dalam satu atau beberapa birama yang muncul secara berulang-ulang dan teratur dalam sebuah lagu.

Beberapa macam pola irama :

1. Pola irama rata; merupakan pola irama dengan pembagian yang rata (sama atas pulsa).

2. Pola irama tidak rata; merupakan pola irama yang pembagian antara pola dengan pulsa tidak sama.

3. Pola sincope; terjadi apabila aksen kuat dipindahkan dari pulsa yang seharusnya mendapat tekanan ke pulsa yang seharusnya tidak mendapat tekanan.

4. Pola suku bangsa; merupakan ciri khas yang dikaitkan dengan irama musik yang digunakan oleh suatu suku daerah atau bangsa. Misalnya: irama melayu, arab, samba, dll.

5. Pola ostinato; merupakan pola irama yang dinyanyikan berulang-ulang. Jika diulang lebih dari satu macam disebut ostinati.

6. Poliritmik; penggunaan bermacam pola irama secara serentak.

7. Polimerik; penggunaan pola irama yang berbeda antara satu instrumen dengan instrumen yang lainnya.

MEMBIRAMA

Membirama merupakan penyederhanaan istilah dirigen (Belanda), yang diartikan sebagai teknik dan seni memimpin permainan musik bersama. Secara sederhana membirama berarti memimpin atau memberi aba-aba kepada segenap orang untuk menyajikan musikatau menyanyi bersama.

Menbirama merupakan keterampilan-keterampilan yang berujud pola-pola isyarat dengan menggunakan gerakan tangan dalam memimpin sajian musik secara bersama-sama. Misalnya: paduan suara atau sajian instrumen. Gerakan membirama berupa gerak ke atas, ke bawah, dan ke samping (vertikal dan horisontal). Gerakan dapat dilakukan hanya dengan tangan atau dibantu tongkat.

B. MELODI

Melodi dapat diartikan sebagai susunan rangkaian nada (bunyi dengan getaran teratur) yang terdengar berurutan serta berirama dan mengungkapkan suatu gagasan.

BUNYI

Bunyi merupakan getaran yang merambat. Peristiwa getaran bunyi dapat berjalan cepat dan dapat pula lambat. Bunyi dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Gaduh; merupakan bunyi yang tidak teratur getarannya, yaitu bunyi yang selalu berubah baik lama maupun cepat kecepatan getaran.

2. Nada; bunyi teratur getaran, baik lama maupun cepat kecepatan getarannya. Nada adalah bunyi yang teratur getarannya dalam tiap detik, dapat dihitung dan tetap (tidak mengalami perubaha).

Tinggi Nada

Tinggi nada ditentukan oleh jumlah getaran tiap detik. Makin banyak jumlah getarn perdetik, maka makin tinggi nada tersebut.

Perbandingan frekuensi suara dari satu suara ke suara berikutnya, yaitu:

c - d - e - f - g - a - b - c

do re mi fa so la si do

24 27 30 32 36 40 45 48

Mengukur tinggi nada

Untuk mengukur tinggi nada, dapat menggunakan suatu peralatan. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur tinggi nada diantarnya adalah:

a. Garpu Tala (stemvork); pada umumnya dipakai untuk mengukur tinggi suara manusia dalam nyanyian atau vocal yang dibunyikan dengan cara diketok.

b. Stemfluit (pitch pipe); pada umumnya dipakai untuk menyetem alat-alat musik seperti biola, gitar, dan sebagainya yang dibunyikan dengan ditiup.

NOTASI MELODI

1. Notasi Huruf John Curwen

Notasi huruf ini merupakan notasi paling mudah yang didasarkan pada bunyi nadanya. Membaca notasi ini yaitu dengan do re mi fa so la si do'. Notasi ini ditemukan oleh John Curwen (1816-1880). Untuk menuliskannya cukup dengan menuliskan d r m f s l t d' (dibaca do re mi fa so la si do').

Not yang berdiri sendiri : d r m f s l t

Tanda panjang lanjutan not : -- (d--)

Tanda diam : 0

2. Notasi Huruf (musik)

Notasi huruf merupakan notasi yang ditulis dengan huruf terdiri dari tujuh huruf dengan urutan c d e f g a b ditambah 0 (nol) untuk tanda diam.Urutan c sampai b dinamakan tangga nada yang terdiri dari tujuh nada yang disebut oktaf. Karena notasi huruf hanya terdiri dari tujuh buah huruf, maka untuk melanjutkan ke tangga nada berikutnya. Maka penulisan huruf itu harus diulang dari yang dibubuhi tanda strip diatasnya, begitu pula untuk turun diberi tanda strip dibawah huruf.

Contoh:

Oktaf tinggi : c' d' e' f' g' a' b'

Oktaf sedang : c d e f g a b

Oktaf rendah : c, d, e, f, g, a, b,

3. Notasi Angka (Cheve)

Sebenarnya notasi ini merupakan metode pertolongan untuk mempermudah mempelajari notasi musik, akan tatapi fenomena sampai sekarang ini penulisan ini masih dianggap pokok terutama olaeh kaum awam, sehingga menganggap notasi inilah yang disebut notasi musik.

Kelebihan notasi ini yaitu mudah (khususnya untuk tiga oktaf). Akan tatapi notasi ini memiliki kelemahan mendasar yang tidak mungkin digunakan dalam pengembangan dan penyajian music pada tingkat yang lebih tinggi.

4. Notasi musik

a. Garis dan spasi; notasi musik diletakkan pada lima garis dan spasi yang disebut garis balok not (notebalk atau paranada)

b. Nilai not balok; notasi balok pada umumnya berbentuk lonjong, kemudian untuk membedakan nilai not, semakin kecil nilainya ditambah tiang, bulatan menjadi isi, dan bendera. Untuk not ½ not ¼ 1/8 dan seterusnya tinggi tangkainya adalah dua setengah kali spasi.

c. Arah tiang; arah tiang/tangkai pada not balok ada yang ke atas dan ke bawah setinggi dua setengah kali spasi, dengan ketentuan sebagai berikut: letaknya pada garis III (tengah-tengah) tangkainya dapat ke atas dan ke bawah, di bawah garis III (garis I, II, bantu, spasi I, II, bantu) arah tiang ke atas, sedang not yang berada diatas garia III atau garis tengah (garis IV, V, bantu, spasi III, IV, bantu) arah tiang ke bawah. Ketentuan ini tidak berlaku jika aransemen paduan suara menggunakan pendekatan satu paranada, yaitu suara I tiang ke atas dan suara II tiang ke bawah.

d. Titik disamping not

Nilai not yang dilakukan dengan legatura, maka cara yang lazim adalah dengan menambah titik ( . ) di samping kanan not. Nilai titik adalah ½ dari not dimana titik diletakkan.

e. Susunan not pada garis dan spasi

TANGGA NADA

Tangga nada adalah susunan (deretan) nada-nada yang memiliki jarak-jarak tertentu diantara satu nada dengan nada lain. Secara teori tangga nada disusun atas 7 nada, tetapi dalam praktek tangga nada disusun dari 8 nada, yaitu 7 nada ditambah 1 nada asal (oktaf berikutnya).

1. Tangga Nada Diatonis

Tangga nada diatonis adalah tangga nada yang mempunyai jarak satu dan setengah nada. Tangga nada diatonis dibedakan atas dua macam, yaitu:

a. Tangga Nada Mayor

Tangga nada mayor (Inggris), Majeur (Perancis), Grota (Jerman), Terts/Terts Besar (Belanda) ialah tangga nada yang dimulai dari do dan diakhiri do'. Adapun tangga nada mayor memiliki jarak :

1 1 ½ 1 1 1 ½

c d e f g a b c'

Tangga nada mayor memiliki sifat gembira, sehingga banyak digunakan secara umum.

b. Tangga Nada Minor

Tangga nada minor (Inggris), mineur (Perancis), Moli (Jerman), Terts kecil/kleane (Belanda) ialah tangga nada yang dimulai dari la dan diakhiri dengan la' (satu oktaf lebih tinggi). Lagu dengan tangga nada minor memiliki sifat sedih, tenang, sentimentil. Tangga nada minor ada bermacam-macam, yaitu:

1) Minor asli; memiliki interval 1 ½ 1 1 ½ 1 1 ( a b c d e f g a')

2) Minor harmonis; pada prakteknya minor harmonis memiliki perbedaan dengan minor asli untuk tangga nada dibaca keatas dan kesamaan jika dibaca menurun. ( a b c d e f gis a')

3) Minor melodis; jika minor harmonis not g dinaikkan ½ nada, maka pada minor melodis f dan g dinaikkan ½ nada. (a b c d e fis gis a')

4) Minor zigana; tangga nada ini memiliki interval yang agak berbeda, yaitu :

1 ½ 1½ ½ ½ 1½ ½ ( a b c dis e f gis a')

2. Tangga Nada Kromatis

Tangga nada chromatic (Inggris), Chromatisch (Jerman/Belanda) yaitu jarak setengah nada.

c cis d dis e f fis g gis a ais b c' (dari bawah keatas)

c b bes a as g ges f e es d des c (dari atas kebawah)

3. Tangga Nada Debussy

Tangga nada debussy adalah tangga nada yang menggunakan susunan jarak satu nada.

c d e fis gis ais c (dari bawah keatas)

c bes as ges e d c (dari atas kebawah)

4. Tangga Nada Pentatonis

Tangga nada ini dipakai di Tiongkok dan Jepang, sedangkan di Indonesia dipakai pada "Gambang Kromong". ( c d e g a c')

5. Tangga Nada Pelog dan Slendro

Tangga nada tersebut adalah tangga nada daerah dengan ukuran atau jarak tersendiri, dipakai pada musik gamelan sunda, jawa, dan bali.

a. Pelog

do mi fa so ti do

da la ti na mi da à Sunda

ji lu pat mo pi ji à Jawa

b. Slendro

do re mi so la do

da la ti ne mi da à Sunda

ji ro lu pat nem ji à Jawa

MACAM-MACAM PERKUNCIAN

Kunci pada garis paranada berfungsi untuk menunjukkan tempat not pada tiap garis dan spasi yang dipakai suatu tanda. Tanda tersebut dinamakan tanda kunci. Fungsi tanda kunci dalam notasi balpk adalah untuk menentukan letak salah satu nada, sehingga dengan diketahuinya salah satu nada, maka nada lainnya dengan mudah ditemukan dengan menghitung urutan nada c-d-e-f-g-a-b-c.

Dalam teori musik, dipakai tiga macam tanda kunci, yaitu:

1. Kunci G atau kunci biola

Kunci G atau kunci biola ialah tand auntuk menentukan bahwa balok not dimana tanda tersebut diletakkan untuk suara (nada) yang tinggi, dengan ketentuan nada terletak pada garis kedua.

2. Kunci F atau kunci bas

3. Kunci C atau kunci alto

TANDA KROMATIK

Tanda kromatik (kroma=warna) adalah tanda yang dipakai untuk mengubah suatu tanda lebih tinggi ½ nada, lebih rendah ½ nada, atau mengembalikan nada ke nada asal.

Teknik menyisipi, menaikkan, atau menurunkan ½ nada disebut teknik kromatik, yaitu menaikkan, menurunkan atau mengembalikan ke nada asal.

1. Tanda kruis (#)

Tanda kruis atau kres ialah tanda kromatik yang digunakan untuk menaikkan ½ nada lebih tinggi dari nada asal. Nada yang telah diberi tanda kruis (#) dibaca dengan menambah "is". Contoh: c cis d dis e f fis g gis a ais b c

2. Tanda mol (b)

Tanda mol adalah tanda kromatik yang dipakai untuk menurunkan (merendahkan) ½ nada lebih rendah dari nada asal. Nada-nada yang diturunkan dibaca dengan menambah dengan "es". Contoh: c d des e es f fes g ges a as b bes c ces

3. Tanda Pugar (Natural)

Tanda kromatik pugar atau natural digunakan untuk mengembalikan nada-nada yang sudah dinaikkan atau diturunkan menjadi ke nada asal.

INTERVAL

Interval (intervallum, selang nada, antar nada, atau suarantara) adalah jarak antara satu nada ke nada lain, ke atas (naik), ke bawah (turun) menurut tingkat derajatnya.

Ciri-ciri bunyi interval nada tertentu, antara lain:

a. Prim; hanya terdengar satu nada (konsonan sempurna)

b. Sekond; besar dan kecil selalu disonan

c. Terts; besar maupun kecil selalu baik (konsonan sempurna)

d. Kwart; yang berlebih masih terdengar baik, murni selalu baik, dan berkurang seperti terts besar

e. Kwint; murni terdengar baik, berlebih bagus, kurang disonan

f. Sekst; seperti pada terts besar maupun kecil selalu terdengar baik, sekst kecil selalu baik untuk penutup lagu (dua suara) dalam paduan suara sekst dan terts danyak digunakan

g. Septim; baik basar maupun kecil terdengar kurang baik (disonan), tetapi septim kecil justru sangat tepat sebagai penutup lagu. Dalam akor lengkap, septim menjelang penutup lagu (kalimat lagu) disebut dominan septim.

h. Oktaf; murni terdengar baik, berlebih seperti sekond kecil, dan yang berkurang seperti septim besar.

TANGGA NADA BERKRUIS DAN BERMOL

Tangga nada ada yang berkruis dan bermol. Penyusunan tangga nada berkruis dilakukan dengan interval kwint. Sedangkan tangga nada bermol dilakukan dengan kwint bawah atau kwart. Tangga nada berkruis dan bermol terdapat pada tangga nada mayor dan minor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun