[caption id="attachment_350866" align="aligncenter" width="300" caption="(sumber gambar : www.habibihalaqas.org)"][/caption]
Tali inimasangnyagimana ya mas ?” tanya seorang ibu kepadaku. Saya tersenyum dan langsung membantunya memakaiseatbeltyang tadi disebutnya sebagai tali. Di sebelah saya ada sepasang suami isteri yang sudah berusia lanjut. Saya perkirakan usia mereka 70-an tahun.
“Terima kasih ya mas. Maklum orang desa. Baru kali ini kami naik pesawat terbang. Mau nengok cucu, tiketnya dibelikan anak saya,” tutur bangga pria tua itu.
Ketika pesawat akan lepas landas, sang isteri nampak menyatukan tangannya, dan mulutnya komat-kamit berdoa.
“Kowe wedhi tho? (Kamu takut khan?) ” kata sang suami sambil memegang tangan isterinya.
Sang isteri mengibaskan tangan suaminya,”Ojo nganggu. Kowe yo mesti wedhi! (Jangan mengganggu. Kamu juga pasti takut)
Sang suami tangkas menjawab,”Aku ora wedhi, kowe sing wedhi!” (Saya tidak takut, kamu yang takut)
Isterinya pun menimpali,”Ora. Kowe sing wedhi!” (tidak. Kamu yang takut)
Agak lucu juga mengamati dua orang yang sudah berusia lanjut ini saling menuduh bahwa pasangan mereka yang takut.
“Yo wis, podho-podho wedhi (Ya sudah, kita sama-sama takut),” begitu pungkas sang suami sambil menggenggam tangan isterinya.
“Isin aku, ono mase (Malu saya, ada pria itu),” begitu bisik sang isteri pada suami.