Mohon tunggu...
Weny Rachma
Weny Rachma Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Yogyakarta

Sebuah pengetahuan akan pudar jika tak kau tuangkan dalam tulisan. Maka, menulislah sampai kau tiada tulisan tetap merdeka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kenali Aku

8 September 2019   07:00 Diperbarui: 8 September 2019   07:08 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Abah memanggilkan seorang nama lelaki, tapi laki-laki itu tidak diperbolehkan untuk mendekat. Wajah Syifa memerah, bingung dengan apa yang terjadi. 

Diberikan secarik kertas untuk Syifa dan untuknya. Abah memerintahakan untuk menulis contact person masing-masing. Usai itu Syifa kembali ke kamar.

Terdiam seraya mengamati kertas yang diberikan abah. Ia benar-benar tak tahu harus berbuat apa dengan kertas ini. Zahra mendekat seraya menanyakan perbincangan Syifa dengan abah. Syifa hanya menjawab seadanya seperti yang ia lakukan tadi. Dering ponsel Syifa berdering. Satu pesan diterima, dari nomor yang tak ia kenali.

"Assalamualaikum, langsung saja pada intinya. Aku seseorang lelaki yang dipanggil abah, tujuanku bukan untuk main-main. Aku sedang mencari seorang wanita yang bersedia mendampingiku, dan aku harap itu kau pilihan dari abah. Aku tak minta untuk kita saling bertemu atau bertatap muka, tapi aku ingin melihatmu melalui foto" Syifa terkejut membacanya. 

Ini bukan sebuah permaianan, tapi ini masalah serius. Mungkin ini yang dianamakan jodoh. Pilihan abah lebih tepat. Masalah orangtua bisa dibicarakan baik-baik.

"Walaikumsalam, jika memang kau benar ingin menjadikanku sebagai pendampingmu. Insyaalah aku bersedia, hanya saja maaf aku tak bisa mengirimkan fotoku. Cukup kau kenaliku dengan tulisanku. Meski itu tulisan angka, kau rangkai sendiri dengan pendapatmu. Atau kau kenali aku dengan kata setiap kau menerima pesan dariku. Semakin kita dekat, aku yakin rasa itu akan terpikat satu sama lain. Jika niatmu benar-benar sudah mantap, datangi aku bersama keluargamu dan meminta izin restu dulu ke abah" Syifa membalas dengan tegas. Rupanya laki-laki itu setuju dengan pendapat Syifa. Mendengar pernyataan itu Syifa tak perlu membalasnya balik.

Seminggu setelah pertemuan Syifa dengan laki-laki misterius. Syifa terkejut melihat kedua orangtuanya datang dengan tiba-tiba. Bahkan pertanyaan Syifa hanya dibalas senyum dengan bapaknya. Bukan seperti biasanya, diamana kedua orangtuanya datang menghampirinya. 

Tapi, kali ini bapak dan ibunya memilih untuk sowan ke abah tanpa mengajak Syifa. Tak lama kemudian Syifa dipanggil mbk Lena untuk menemui Abah. Di dalam sudah terdapat abah, umi serta kedua orang tua Syifa dan pembatas kain yang di belakangnya terdapat seseorang yang tak ia kenali, hanya terlihat bayangannya.

"Di sini abah akan melamarmu nak, dengan putra abah yang pertama. Beberapa hari yang lalu yang menghubungimu itu adalah Haikal. Sebelumnya Haikal belum pernah melihatmu, hanya saja sepulang dari Mesir abah menjodohkanmu dengan Haikal. Dan kemarin lamaran abah diterima oleh bapakmu" jelas abah dengan detail. 

Syifa benar-benar tak menyangka hal ini akan terjadi. Seorang kyai besar melamarnya untuk seorang putranya yang memiliki kelebihan luar bisa, mahir Alquran serta Kitabnya, ditambah berpendidikan di Mesir.

Air mata Syifa menetes bahagia begitupun dengan kedua orangtuannya. Sebuah anugerah terbesar dari Allah. Mungkin ini hasil dari perjuangan Syifa yang senantiasa dijalan Allah. Bahkan ia mendapatkan jodoh yang begitu mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun