Dodo
 cerpen oleh: Wening Yuniasri
Meringkas dan berkemas, adalah beberapa hal yang perlu dilakukan untuk merawat rumah tinggal, begitu May menerka urusan berumah tangga, dan karena kemampuan ini adalah keterampilan bertahan hidup, makanya tidak ada urusannya dengan gender. Mau laki-laki atau perempuan, tetap saja perlu punya keahlian beres-beres. Kepalanya yang "berisik" mulai berulah lagi.
Keluar dari kehebohan pagi, tiba-tiba pukul delapan. Tiba-tiba pukul sepuluh. Melirik jam dinding lagi, May perlu segera menyingkir dari looping tak henti-henti ini, sekadar cut off sebentar, menghentikan "akses pekerjaan" di Rumah Seruni.
May sudah memberi centang bagi hal-hal yang perlu dilakukannya sepanjang hari ini, termasuk menata sendok, membuat makan siang, mengepel dapur. Sekarang dia sedang bergegas menuju daftar kegiatan selanjutnya: pergi ke perpustakaan.
"Mbak May mau ke mana?" Lana, anak TK dengan seragam sekolah berwarna hijau, rompi dan badge taman kanak-kanak itu menghentikan tarikan kedua tangan May menggeret pagar. Dia baru saja pulang sekolah. Ibunya sedang menyandarkan sepeda motor di beranda. Bukankah hari Sabtu sekolah libur? Kenapa Lana memakai baju hari Senin?
"Mbak May mau ke perpustakaan," jawab May menengok kembali ke pagar rumah dan menutupnya sempurna.
"Apa itu?"
"Tempat membaca buku."
May berjalan mendekati Lana, "Lana boleh juga ke sana. Ada buku untuk anak-anak juga. Kadang-kadang, ada pembacaan buku di ruang gembira anak-anak, kalau mau. Hari ini, ada."
"Lana mau, tapi Ibu tidak suka. Lana suka membaca di sekolah, ada banyak buku. Ibu suruh Lana membaca, tapi di rumah tidak ada buku."