Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terperangkap Pengunjung Tetap

7 Agustus 2024   11:35 Diperbarui: 7 Agustus 2024   11:43 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

*

Setelah itu perempuan berkerudung itu selalu terlihat datang di hari Rabu. Selalu. Kami jadi tertawa jika mengingat pernah taruhan belanja makan siang hari berikutnya, kelompok shift kami sore itu; perempuan bernama Wikan Saraswati, datang tidak hari ini. Dan sesuai nama pendeknya, Pak Win menang. Namun diurungkan saja taruhan itu lalu memilih mentraktir kami makan.

Di lain waktu kami pernah berangan-angan, kira-kira dia datang dengan warna dominan pakaian seperti apa, lalu kami taruhan lagi.

Perempuan itu datang dengan berpakaian lebih sering warna biru dengan aksen merah. Tapi Pak Win akan selalu bilang, dia dominan merah, dan tak perlu taruhan lagi.

Kami saling pandang waktu itu. Tak percaya, kami menyerbu layar CCTV demi membuktikan perkataannya, dan benarlah kiranya, sepatu dan jaket merah hati. Perempuan yang lebih sering datang sendiri itu berkunjung kembali hari Rabu, hingga Februari berakhir.

*

Sejak perbaikan gedung dan ruang parkir lantai bawah, kami tak menemukan perempuan itu. Pak Win sepertinya mulai gelisah. Entah karena tidak ada bahan yang cukup menarik untuk diperbincangkan, atau mengira perempuan yang terlihat tenang ketika menunggu antrean itu tidak lagi datang, atau ada hal darurat sehingga terlambat berhari-hari seperti peminjam lain, aku tidak tahu. Tapi suatu kali Wahyu dan Okta berkelakar, "Pak Win, padahal sudah kami minta dia datang hari Rabu, lho." Kami yang berada di kantin hari Jumat siang itu saling berkerut dahi. Wahyu dan Okta yang masuk shift siang hari Selasa tertawa-tawa. "Jadi itu yang bernama Wikan Saraswati," ledek mereka sambil tersenyum-senyum ganjil ke arah Pak Win yang sedang meneguk es jeruk.

Dodo datang menimbrung, "Iya, minggu lalu juga, aku pikir karena salah pasang stempel tanggal. Harusnya memang 7 hari, ya? Malahan aku pasang tanggal sehari sesudahnya. Hari Rabu. Eh, ketemu Mbak Wikan hari Selasa lagi."

"Dia pengunjung tetap?"

"Lebih tepatnya anggota yang berkunjung cukup rutin, paling tidak dua bulan ini."

"Sepertinya pernah datang ke sini tapi belum bisa pinjam waktu itu. Dua kali, tahun lalu. Baru tahun ini dia lebih sering muncul. Terutama setelah kukatakan kartu anggota sementaranya tidak bisa dikenali sehingga dia harus lari ke ruang informasi dan foto ulang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun