Mohon tunggu...
Wening Yuniasri
Wening Yuniasri Mohon Tunggu... Guru - Pelajar kehidupan - Nominator Best in Fiction Kompasiana Awards 2024

Menulislah, maka engkau abadi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pertemuan

24 Juli 2024   17:55 Diperbarui: 24 Juli 2024   17:56 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*

"Aku melihat. Membaca. Dan anehnya selalu menantikan kelanjutannya. Lembar demi lembar. Semua kalimat dan diksi. Sangat gamblang. Semua tentangku, kan?" todongnya tanpa ragu.

"Kejadian di balkon, dan semua narasimu itu. Aku tahu dengan pasti bahwa kau, sekejap pun tak bisa melupakannya."

Sebuah balingan yang menohok. Bagaimana jika itu semua benar dan aku tak menyadarinya?

"Mana mungkin," jawabku. Namun dengan segera batinku menganulirnya.

Genggam tanganku mengerat dengan segera, mencengkeram kain di pangkuan. Kekuatan, aku bahkan lebih membutuhkannya dibanding siapa pun di dunia ini!

Adalah sebuah takdir bahwa kami bertemu-muka dengan cara begini. Perpaduan waktu dan tempat yang 'tepat'. Sekarang, dari mana lagi kumulai berancang-ancang? Dinding di kanan-kiriku mengepung, jalan di belakangku buntu.

*

Ponsel terbenam dalam-dalam. Mati daya. Namun, sebuah pesan aplikasi dari kakak perempuan, terdedah di hadapanku; langsung ke rumah ibu, kan? Ia tentu sudah memperkirakan peristiwa sore nanti. Sebuah pertemuan dan aku sedang berjalan menujunya. Menuju rancangan takdir berikutnya.

Lalu orang ini ....

Ingatanku segera terbang menjenguk orang-orang setelahnya. Mereka yang kujumpai setelah orang ini. Apakah mungkin aku telah terkena semacam mantra? Bahkan orang-orang setelahnya seolah-olah tereferensi ke orang pertama. Wajah, cara berpakaian, cara berkelakar, ukuran alis dan sudut mata. Jujur, ini sangat mengganggu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun