Kukerling penumpang yang belum lama duduk kemudian berdiri membenahi bawaannya di aisle. Demi membuktikannya.
Tuhan, orang ini. Sosok yang hampir-hampir seperti orang yang pernah kukenal jauh sebelumnya. Di masa yang silam. Tapi apakah mungkin ini orang yang sama? Apakah ada kemungkinan itu? Di tempat ini? Saat ini?
*
Ruang persegi berubin kelabu itu mendominasi masa yang lembap. Lalu lalang manusia muda yang penuh semangat, sedang 'belajar' mengatasi rasa suka dan persaingan. Yang lain, beberapa pasang,'pura-pura' berjanji.
"... saling mendoakan ya, Da."
"Hm? Kenapa?"
Tersenyum geli, aku menggelengkan kepala kuat-kuat, "Berusahalah. Kamu mau ke mana setelah ini?"
"Bandung. Kamu, Na?"
"Mungkin ke Surabaya."
Barangkali itulah percakapan terpanjang dan terlama kami di tahun terakhir. Mungkin. Kami sibuk dengan segala kemungkinan. Salah satunya, kemungkinan terhadap pertemuan.
*