Mohon tunggu...
wenny kurniawan
wenny kurniawan Mohon Tunggu... -

doctor/love traveling, reading, dogs/eager to learn anything new/passionate about life

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bosan dengan Short Escape ke Bandung Atau Bali? Belitung Tidak Kalah Bagusnya!

9 Juli 2015   21:15 Diperbarui: 10 Juli 2015   01:05 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngopi memang kegiatan paling mengasyikkan seperti yang saya lakukan sore ini. Sepulang sekolah saya menyempatkan diri mampir di Tanamera Coffee, sebuah kedai kopi yang mendatangkan biji kopi asli dari berbagai pulau di nusantara. Begitu saya membuka pintu kedai kopi, saya disambut oleh wanginya aroma kopi. Ah, saya langsung mengenang Belitung dan kopi Manggarnya, membuat saya ingin menuliskan kelanjutan kisah perjalanan saya ke Belitung beberapa minggu silam. Bukankah saya pun masih berhutang jawaban teka-teki di tulisan tersebut? =P

Hari kedua saya di Belitung diisi dengn island hopping, sebuah kegiatan menyambangi pulau-pulau kecil yang bertebaran di dekat pulau utama dengan menggunakan perahu. Bukan perahu speed boat, tapi perahu nelayan dengan 1 motor di tengah lambung kapal! Pak Asep (jumpa lagi dengan pria Melayu eksis satu ini yah!) sudah menyewakan kapal sehari sebelumnya dengan kesepakatan harga di IDR 500.000/hari. Melakukan kegiatan island hopping paling bagus di bulan April-Juni sebelum angin selatan berhembus membuat ombak di perairan meninggi (beberapa informasi mengatakan sampai bulan Agustus ombak masih cukup bersahabat, tetapi dari pengalaman katanya Lebaran tahun lalu banyak perjalanan ke pulau-pulau dibatalkan akibat ombak yang terlalu tinggi sehingga nelayan pun tidak berani mengambil risiko). Karena saya cuma ber-3 (saya, suami, dan nelayan pemilik kapal) jadi kapal yang saya sewa juga kecil saja. Kami berangkat dari pantai Tanjung Kelayang di Desa Binga yang merupakan desa nelayan dari pukul 9 pagi.

              

Berikut adalah pulau-pulau yang dapat dilihat dan dikunjungi ketika melakukan island hopping :

  1. Pulau Burung Garuda

Kita ternyata tidak bisa merapat dan turun di pulau ini karena pulau ini tidak punya pantai dan karang di sekitarnya sangat banyak. Pagi hari air laut sangat surut sehingga berbahaya jika kapal nekat merapat ke tepinya. Pulau ini dihiasi oleh bebatuan besar yang berbentuk kepala burung garuda, dari situlah pulau ini memperoleh namanya. Perjalanan dari pantai utama ke pulau ini tidaklah jauh, mungkin hanya 10 menit saja. Saya hanya dipersilakan mengambil gambar dari kapal yang bergoyang akibat ombak.

Kami tidak bisa merapat lebih dekat karena air laut sedang surut-surutnya

2. Pulau Pasir

Perjalanan dilanjutkan ke Pulau Pasir. Pulau ini secara harfiah memang hanya berupa gundukan pasir putih saja di tengah-tengah laut. Kata nelayan yang membawa kapal kami, kalau air laut sudah pasang maka pulau ini akan terbenam seluruhnya. Di pulau ini terdapat banyak bintang laut besar-besar dengan bintik di punggungnya. Ketika saya bertanya mengapa bisa ada bintang laut sebesar itu di pulau ini, ternyata para nelayan penyelam mengambilnya dari dasar laut di laut dalam sekitar pulau-pulau itu dan meletakkannya di Pulau Pasir agar turis bisa berfoto dengan bintang-bintang laut ini. Sore hari biasanya bintang laut ini dikembalikan ke dasar laut dalam agar tidak mati. Jika ingin berfoto dengan bintang laut, jangan terlalu lama berpose dengan mengangkatnya dari air karena bintang laut bisa mati. Segera kembalikan bintang laut ke dalam air usai berfoto.

sepanjang mata memandang hanya gundukan pasir saja di pulau ini

habis berfoto, langsung kembalikan bintang lautnya ke air ya.

3. Pulau Lengkuas

Pulau ini terkenal karena mercusuarnya yang dibangun sejak zaman Belanda (tahun 1882). Sudah tua sekali usia mercusuar ini! Pulau Lengkuas letaknya agak jauh jika dibandingkan Pulau Garuda dan Pulau Pasir, ombak menuju ke pulau ini juga cukup besar! Suami saya sampai mencengkeram lutut saya kencang-kencang karena takut kapal terbalik (padahal ombaknya termasuk tenang saat itu hehe).

 

Perjalanan ke Pulau Lengkuas ditemani oleh hamparan laut dengan warna hijau turkois yang sangat indah, terkadang diseling oleh warna laut biru tua kehitaman jika melewati area yang banyak terumbu karang atau mungkin lebih dalam. Laut ini masih sangat bersih! Jangan pernah membuang botol aqua atau bungkus chiki ke laut! Sayang sekali jika kebersihan laut di sekitar pulau-pulau Belitung ini tercemar! Saya merekam video perjalanan ke Pulau Lengkuas, namun karena tidak bisa upload video di sini jadi saya mem-posting di instagram (instagram saya @kurniawanwenny jika ingin menyaksikan hijaunya air laut di pulau-pulau sekitar Belitung!). Jika Anda kebetulan pergi beramai-ramai maka Anda bisa membawa ikan, cumi, dan udang untuk dibakar dan disantap bersama di pulau ini.

pulau ini dapat dikunjungi hanya dengan jalan kaki dari pulau lengkuas. airnya nggak dalem kok

Selain mercusuar, di pulau ini terdapat museum dan penangkaran penyu. Ketika saya berkunjung ke sini, museumnya sedang dalam tahap perbaikan sehingga saya tidak bisa masuk. Penangkaran penyu terletak tepat di samping pintu museum, sedangkan pintu masuk ke mercusuar terletak di depan museum. Mercusuar ini tingginya 18 lantai, kalau ingin masuk bayar IDR 5.000/orang, jangan lupa cuci kaki dulu di ember di depan pintu mercusuar.

 

Tentu saja saya ingin naik sampai ke atas mercusuar karena penasaran seperti apa sih berada di ketinggian 18 lantai terbuka! Apalagi dulu saya penggemar cerita Lima Sekawan-nya Enid Blyton yang pernah mengambil latar tempat mercusuar sebagai tempat tinggal anggota Lima Sekawan dalam salah satu petualangannya hehe.. Suami saya sih secara bulat dan tegas mengatakan akan menunggu di bawah sambil makan kelapa =D. Hati-hati ketika menaiki tangga mercusuar karena jarak antar anak tangganya cukup tinggi dan di lantai 5 ada anak tangga yang sudah lepas sehingga kita harus melangkah lebih lebar. Selain itu siapkan air minum karena percayalah ketika tiba di lantai 18 napas Anda akan sangat ngos! Hahaha.. di tiap lantai terdapat jendela sehingga Anda bisa menikmati indahnya laut dengan kapal-kapal nelayan yang merapat di tepi pantai di berbagai ketinggian. Namun pemandangan paling spektakuler tentu saja dari lantai 18, di beranda sempit melingkarnya! Gradasi warna laut terlihat jelas, hamparan batu-batuan purba juga terlihat jelas, angin bertiup mengeringkan baju yang sudah menempel ke badan karena keringat habis mendaki! Lihat foto yang saya upload di bawah.. dengan pemandangan seperti ini, Belitung tidak kalah dengan Maldives, setuju?

bagian dalam mercusuar

belum bisa ke maldives? tidak masalah! ke belitung saja dulu..tidak kalah bagusnya!!

4. Pulau Batu Belayar

Sebelum tiba di pulau terakhir ini sebenarnya ada 1 pulau yang bisa dikunjungi yaitu Pulau Kepayang. Namun karena keindahan pulau itu kurang lebih sama dengan pulau lainnya hanya saja di pulau Kepayang terdapat restoran untuk makan sedangkan saya dan suami berencana makan siang di tempat lain, maka saya tidak turun di Kepayang.

Batu Belayar adalah pulau paling bagus dalam perjalanan island hopping ini! Pulau ini kecil saja, namun batu super besar seperti dari zaman purba bertebaran di tengah pulau! Karena batu-batu yang sangat besar berkumpul di tengah sehingga kalau Anda bisa menemukan sudut yang tepat ketika mengambil foto maka akan nampak seperti di tengah padang gurun. Jika Anda hobi memanjat, boleh juga memanjat batu dan berpose di atasnya sekaligus menikmati gradasi warna air laut dari tempat yang agak tinggi.

tidak seperti di pulau bukan? kelihatan seperti di padang gurun =)

Perjalanan kembali ke pantai utama dari Batu Belayar tidak jauh, sekitar 15 menit dengan perahu. Setiba di tepi pantai, nampak penduduk cengegesan membawa telepon genggam dan anak-anak kecil membawa kaos dan buku tulis. Beberapa masih terlihat bergegas menuju gedung utama di pelabuhan. Apa pasal? Rupanya Presiden RI Joko Widodo sedang mengunjungi Belitung dalam rangka peresmian pelabuhan baru! Oalah.. rupanya kabar burung dari warung kopi bisa dipercaya juga kebenarannya! Inilah jawaban teka-teki “apakah Jokowi sungguhan datang ke Belitung?” di tulisan saya sebelumnya hahaha.. (untuk baca ulasan Belitung pertama bisa diklik link berikut http://www.kompasiana.com/wenikurniawan/pulau-belitung-deretan-pantai-barat-nan-elok-versus-kota-1001-warung-kopi-di-timur_558ac4ef397b61b2078b459f ). Saya hanya bisa memotret Bapak Jokowi dari kejauhan ketika beliau sudah berada di mobil karena sudah akan meninggalkan pelabuhan.

 

Berkeliling pulau membuat saya jadi ngidam makan seafood, dan kebetulan saya belum mencoba seafood yang sangat direkomendasikan untuk dicoba selama di Belitung, jadi siang itu kami makan siang di restoran seafood Fitri.08 yang tidak jauh dari tepi pantai Tanjung Tinggi. Sebetulnya restoran yang terkenal berada tepat di sebelah restoran ini, namun untuk menghindari keramaian dan “katanya” hampir semua rasa olahan seafood di Belitung sama saja, jadi saya memilih yang berada di sebelahnya. Sedikit tips dari saya jika ingin makan seafood di Belitung : jika supir Anda punya nomor telepon pemilik restoran, ada baiknya menu dipesan terlebih dahulu sebelum Anda tiba di restoran. Mengapa demikian? Karena sebagian besar restoran seafood di tepi pantai ini tidak punya tenaga kerja yang banyak! Jadi pemiliknya sendiri yang menerima pesanan, pemiliknya sendiri yang memasak semua menu yang kita pesan, pemiliknya sendiri yang menghidangkan, dan pemiliknya juga yang merangkap jadi kasir! Bisa Anda bayangkan berapa lamanya mengolah makanan laut?? Saya sendiri menunggu pesanan mungkin sekitar 45 menit! Tips kedua : jika Anda memesan seporsi kepiting, maka yang dimaksud adalah 1kg kepiting! Jika Anda memesan sup kepala ikan, yang datang sup kepala ikan dengan mangkuk super besar dan isinya sangat banyak!! Saya sendiri memesan sup kepala ikan yang dimasak gangan (makanan khas Belitung, seperti kuah kuning rasanya asam gurih), kepiting, udang, cumi goreng tepung (sangat direkomendasikan karena tepungnya agak berasa kari dan porsinya banyak sekali!!), dan tumis kangkung. Sudah sedemikian banyak sampai dibungkus pulang, total tagihan tidak sampai IDR 500.000! Bayangkan jika Anda memesan sebanyak itu dengan porsi besar di Jakarta, akan berapa tagihan Anda? Hehehe..

semua makanan laut ini sangat segar, enak, porsi besar, dan murah!!

Saya mengakhiri hari itu dengan lagi-lagi nongkrong di warkop. Rupanya saya dan suami sudah terlalu ketagihan dengan warkop di Belitung! Kali ini kami mencoba warkop Ake di Tanjung Pandan, pemiliknya seorang pria keturunan Chinese. Cara pembuatan kopinya masih jadul sekali : bubuk kopi diseduh dengan air panas dari jerigen metal dan disaring dengan saringan kain. Memang beda rasanya kopi yang dibuat dengan kopi instant! (pastinya ya hehe). Saya juga mencoba minuman milo-nya dan rasanya enak sekali karena ada after taste kopi. Mungkin dicampur kopi sedikit kali ya.. Seperti biasa supir saya Pak Asep langsung terlibat percakapan seru dengan bapak-entah-siapa di warkop Ake berbekal segelas kopi O Belitung panas. Topiknya apa lagi kalau bukan berbual-bual habis melihat Pak Jokowi di pelabuhan? Hahaha..

 

               

Demikian saya mengakhiri perjalanan saya di Belitung selama 3 hari 2 malam. Pesawat saya di hari ke-3 adalah penerbangan siang sehingga paginya saya sudah tidak ke mana-mana lagi, hanya menikmati hotel saja. Di bandara sembari menunggu boarding, saya dan suami saya membandingkan 2 tempat lainnya yang sering dijadikan tujuan short escape oleh masyarakat Jakarta yakni Bandung dan Bali. Tampaknya Belitung bisa dipertimbangkan karena dari segi tiket misal ke Bali, tentu ke Belitung lebih murah (tentu saja kalau Anda pandai mencari tiket murah =D). Dari segi lama perjalanan, Jakarta-Belitung hanya 45 menit waktu perjalanan dengan pesawat, sedangkan Jakarta-Bandung syukur-syukur bisa dicapai dalam waktu 2 jam.  Dari segi kemacetan, Belitung tidak semacet Bandung atau Bali yang mulai macet. Dari segi kamar hotel, harga hotel di Belitung relatif lebih murah dibanding Bandung dan Bali. Memang, Belitung bukan kota besar yang banyak bioskop dan mal, serta pantai dengan jejeran kafe. Tapi jika Anda pengincar liburan santai yang tidak ambisius, benar-benar hanya melepas lelah, maka Belitung sangat masuk ke kriteria Anda dan layak dipertimbangkan. Jadi tunggu apalagi? =)

sampai jumpa lagi belitung! belum apa-apa saya sudah rindu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun