Perjalanan kembali ke pantai utama dari Batu Belayar tidak jauh, sekitar 15 menit dengan perahu. Setiba di tepi pantai, nampak penduduk cengegesan membawa telepon genggam dan anak-anak kecil membawa kaos dan buku tulis. Beberapa masih terlihat bergegas menuju gedung utama di pelabuhan. Apa pasal? Rupanya Presiden RI Joko Widodo sedang mengunjungi Belitung dalam rangka peresmian pelabuhan baru! Oalah.. rupanya kabar burung dari warung kopi bisa dipercaya juga kebenarannya! Inilah jawaban teka-teki “apakah Jokowi sungguhan datang ke Belitung?” di tulisan saya sebelumnya hahaha.. (untuk baca ulasan Belitung pertama bisa diklik link berikut http://www.kompasiana.com/wenikurniawan/pulau-belitung-deretan-pantai-barat-nan-elok-versus-kota-1001-warung-kopi-di-timur_558ac4ef397b61b2078b459f ). Saya hanya bisa memotret Bapak Jokowi dari kejauhan ketika beliau sudah berada di mobil karena sudah akan meninggalkan pelabuhan.
Berkeliling pulau membuat saya jadi ngidam makan seafood, dan kebetulan saya belum mencoba seafood yang sangat direkomendasikan untuk dicoba selama di Belitung, jadi siang itu kami makan siang di restoran seafood Fitri.08 yang tidak jauh dari tepi pantai Tanjung Tinggi. Sebetulnya restoran yang terkenal berada tepat di sebelah restoran ini, namun untuk menghindari keramaian dan “katanya” hampir semua rasa olahan seafood di Belitung sama saja, jadi saya memilih yang berada di sebelahnya. Sedikit tips dari saya jika ingin makan seafood di Belitung : jika supir Anda punya nomor telepon pemilik restoran, ada baiknya menu dipesan terlebih dahulu sebelum Anda tiba di restoran. Mengapa demikian? Karena sebagian besar restoran seafood di tepi pantai ini tidak punya tenaga kerja yang banyak! Jadi pemiliknya sendiri yang menerima pesanan, pemiliknya sendiri yang memasak semua menu yang kita pesan, pemiliknya sendiri yang menghidangkan, dan pemiliknya juga yang merangkap jadi kasir! Bisa Anda bayangkan berapa lamanya mengolah makanan laut?? Saya sendiri menunggu pesanan mungkin sekitar 45 menit! Tips kedua : jika Anda memesan seporsi kepiting, maka yang dimaksud adalah 1kg kepiting! Jika Anda memesan sup kepala ikan, yang datang sup kepala ikan dengan mangkuk super besar dan isinya sangat banyak!! Saya sendiri memesan sup kepala ikan yang dimasak gangan (makanan khas Belitung, seperti kuah kuning rasanya asam gurih), kepiting, udang, cumi goreng tepung (sangat direkomendasikan karena tepungnya agak berasa kari dan porsinya banyak sekali!!), dan tumis kangkung. Sudah sedemikian banyak sampai dibungkus pulang, total tagihan tidak sampai IDR 500.000! Bayangkan jika Anda memesan sebanyak itu dengan porsi besar di Jakarta, akan berapa tagihan Anda? Hehehe..
Saya mengakhiri hari itu dengan lagi-lagi nongkrong di warkop. Rupanya saya dan suami sudah terlalu ketagihan dengan warkop di Belitung! Kali ini kami mencoba warkop Ake di Tanjung Pandan, pemiliknya seorang pria keturunan Chinese. Cara pembuatan kopinya masih jadul sekali : bubuk kopi diseduh dengan air panas dari jerigen metal dan disaring dengan saringan kain. Memang beda rasanya kopi yang dibuat dengan kopi instant! (pastinya ya hehe). Saya juga mencoba minuman milo-nya dan rasanya enak sekali karena ada after taste kopi. Mungkin dicampur kopi sedikit kali ya.. Seperti biasa supir saya Pak Asep langsung terlibat percakapan seru dengan bapak-entah-siapa di warkop Ake berbekal segelas kopi O Belitung panas. Topiknya apa lagi kalau bukan berbual-bual habis melihat Pak Jokowi di pelabuhan? Hahaha..
Demikian saya mengakhiri perjalanan saya di Belitung selama 3 hari 2 malam. Pesawat saya di hari ke-3 adalah penerbangan siang sehingga paginya saya sudah tidak ke mana-mana lagi, hanya menikmati hotel saja. Di bandara sembari menunggu boarding, saya dan suami saya membandingkan 2 tempat lainnya yang sering dijadikan tujuan short escape oleh masyarakat Jakarta yakni Bandung dan Bali. Tampaknya Belitung bisa dipertimbangkan karena dari segi tiket misal ke Bali, tentu ke Belitung lebih murah (tentu saja kalau Anda pandai mencari tiket murah =D). Dari segi lama perjalanan, Jakarta-Belitung hanya 45 menit waktu perjalanan dengan pesawat, sedangkan Jakarta-Bandung syukur-syukur bisa dicapai dalam waktu 2 jam. Dari segi kemacetan, Belitung tidak semacet Bandung atau Bali yang mulai macet. Dari segi kamar hotel, harga hotel di Belitung relatif lebih murah dibanding Bandung dan Bali. Memang, Belitung bukan kota besar yang banyak bioskop dan mal, serta pantai dengan jejeran kafe. Tapi jika Anda pengincar liburan santai yang tidak ambisius, benar-benar hanya melepas lelah, maka Belitung sangat masuk ke kriteria Anda dan layak dipertimbangkan. Jadi tunggu apalagi? =)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H