Gaya merupakan cara pengungkapan seorang yang khas bagi seorang pengarang. Gaya seorang pengarang tidak akan sama bisa dibandingkan dengan gaya pengarang lainnya karena pengarang tertentu selalu menyajikan hal-hal yang berhubungan erat dengan selera pribadinya dan kepekaannya terhadap segala sesuatu yang ada di sekitarnya (Sayuti, 2017: 189).
Gaya bahasa merupakan bentuk retorika yakni penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk mempengaruhi pembaca dan pendengar (Tarigan dalam Al-Ma'ruf, 2009: 15). Dalam novel  Negeri 5 Menara terdapat gaya bahasa kiasan yakni hiperbola, simile, metafora, dan personifikasi. Bahasa kiasan yang pertama adalah hiperbola. Hiperbola adalah gaya bahasa yang melebih-lebihkan suatu kenyataan dengan tujuan memberikan kesan yang mendalam pada suatu karya sastra. Penggunaan hiperbola dalam novel Negeri 5 Menara terlihat pada kutipan dibawah ini:
... Tapi aku selalu terpesona melihat bangunan, pohon, taman dan kota diselimuti salju putih berkilat-kilat. (N5M: 2)
Persamaan atau simile yaitu perbandingan yang bersifat eksplisit atau secara langsung menyatakan sesuatu sama dengan hal yang lain dengan penggunaan kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana dan sebagainya (Keraf, 2009: 138). Persamaan atau simile dapat dilihat pada kutipan dibawah ini:
Bagai paus raksasa, kekenyangan, begitu sampai dermaga Merak... (N5M: 23)
Berikutnya metafora. Menurut Keraf (2009: 139) metafor adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat dan tidak menggunakan kata-kata: seperti, bak, bagai, bagaikan dan sebaginya. Penggunaan metafora terdapat dalam novel Negeri 5 Menara, dapat dilihat pada kutipan berikut:
Kalau sudah begini, Said yang juara ngantuk di kelas kami menjelma menjadi seperti seekor singa yang siaga dan siap menerkam. (N5M: 106)
Baca juga : Resensi Film "Surat Kecil Untuk Tuhan"
Adapun gaya bahasa kiasan personifikasi. Personifikasi adalah gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda mati atau barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan. Penggunaan personifikasi dalam novel Negeri 5 Menara terlihat dalam kutipan dibawah ini:
Sore ini jadwal terkahir kami latihan sebelum final. Walau guruh sekali-seklai menggeram dan hujan turun, kami tetap berlatih penuh semangat di lapangan becek. Sebagai tim kuda hitam, kami tidak punya beban dan berlatih dengan rileks.
Daftar Pustaka