Mohon tunggu...
Wenda Umar Desfriani
Wenda Umar Desfriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswa yang suka belajar hal-hal baru dan senang mengeksplor berbagai tempat yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tantangan, Dampak, dan Solusi Pemberantasan Korupsi di Indonesia melalui Peningkatan Pengawasan, Transparansi, dan Sistem Reformasi

21 November 2024   01:39 Diperbarui: 21 November 2024   03:40 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rekomendasi

Untuk mengatasi korupsi secara menyeluruh, diperlukan tindakan gabungan yang melibatkan pengawasan yang lebih kuat, transparansi yang lebih besar, reformasi sistem, dan pemberdayaan masyarakat. Memperkuat sistem pengawasan pada setiap tahap pengelolaan anggaran, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan, adalah langkah pertama yang harus dilakukan. Institusi pemerintah harus membangun sistem pengawasan internal yang efisien untuk menemukan kemungkinan penyimpangan sejak awal. Teknologi digital dapat membantu transparansi dengan menyediakan platform yang memungkinkan masyarakat untuk melihat secara terbuka bagaimana anggaran dialokasikan dan digunakan.  Transparansi ini sangat penting untuk mengurangi penyalahgunaan anggaran dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Memberantas korupsi membutuhkan penerapan hukum yang tegas, penindakan yang konsisten dan hukuman yang berat bagi mereka yang melakukan korupsi akan memiliki efek jera yang nyata. Perlindungan saksi dan pelapor juga harus diperkuat agar mereka yang berani melaporkan kasus korupsi merasa aman. 

Proses hukum yang adil dan transparan akan meningkatkan legitimasi pemberantasan korupsi dan mendorong masyarakat untuk melaporkan kasus serupa. Untuk meningkatkan kualitas pembuktian kasus korupsi, penegak hukum harus dilatih menggunakan teknologi forensik dan analisis digital. Untuk mencegah korupsi, langkah strategis yang harus diambil adalah mereformasi sistem pengadaan barang dan jasa pemerintah.  Sistem lelang elektronik yang diawasi oleh negara dan berbasis teknologi dapat membantu proses pengadaan berjalan secara objektif dan mengurangi keterlibatan manusia. Teknologi blockchain juga dapat digunakan untuk mencatat setiap transaksi secara permanen dan transparan, meningkatkan akuntabilitas. Selain itu, reformasi harus mencakup peningkatan regulasi dan prosedur untuk mencegah kolusi dan penyalahgunaan wewenang selama proses pengadaan.

Untuk membangun budaya integritas di masyarakat, edukasi antikorupsi harus menjadi prioritas utama. Untuk menanamkan kejujuran dan tanggung jawab sejak usia dini pemerintah dapat memasukkan materi antikorupsi ke dalam kurikulum formal sekolah. Sangat penting bagi masyarakat untuk memahami dampak buruk korupsi dan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengawasan anggaran. Misalnya, dengan meluncurkan aplikasi atau platform pengaduan yang memudahkan orang untuk secara langsung melaporkan indikasi korupsi. Dengan melibatkan masyarakat dalam pengawasan, penyimpangan dapat diidentifikasi dengan lebih cepat. Pemberdayaan lembaga pengawasan seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga sangat penting dan harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas tinggi dan teknologi canggih untuk memungkinkan pengawasan yang lebih efektif. Selain itu, kerja sama internasional harus diperkuat, terutama dalam hal pencarian dan pengembalian aset negara yang disembunyikan di luar negeri. Selain itu, kerja sama antara masyarakat sipil dan lembaga pengawas akan meningkatkan pengawasan, yang akan menghasilkan sistem yang lebih jelas dan bebas dari korupsi.

Meskipun korupsi adalah masalah yang kompleks, harapan untuk Indonesia bebas korupsi bukanlah hal yang mustahil jika ada rencana yang matang dan pelibatan semua pihak. Seharusnya menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan DPR untuk segera mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara, terutama di sektor-sektor yang rentan terhadap kasus korupsi. Sangat penting untuk memprioritaskan pembuatan undang-undang yang mendukung upaya pemberantasan korupsi, seperti revisi UU Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), yang harus mengadopsi ketentuan dari United Nations Convention Against Corruption (UNCAC). Selain itu, untuk memudahkan pengembalian aset yang dihasilkan dari tindak pidana korupsi, RUU Perampasan Aset harus segera disahkan. Selain itu, untuk mencegah korupsi dipemerintahan, pemerintah pusat dan daerah harus mengoptimalkan peran inspektorat sebagai Aparatur Pengawas Intern Pemerintah (APIP).  Semua penegak hukum, seperti kejaksaan, polisi, dan KPK, harus memiliki situs web resmi yang dapat diakses publik untuk memberikan informasi tentang bagaimana perkara ditangani dan tindakan yang diambil. Selain itu, pimpinan penegak hukum di setiap instansi harus melakukan evaluasi kinerja penyidikan kasus korupsi melalui peningkatan personel dan pemerataan kemampuan penyidik di seluruh wilayah. 

Kesimpulan

Secara struktural, kultural, dan personal, korupsi merupakan masalah besar yang menghambat kemajuan Indonesia dan mengakar dalam berbagai aspek kehidupan bangsa. Peningkatan jumlah kasus korupsi dalam lima tahun terakhir (2019--2023) menunjukkan betapa serius masalahnya. Infrastruktur, kesehatan, pendidikan, dan pelayanan publik adalah beberapa sektor penting yang terkena dampak negatif dari korupsi. Ini menyebabkan anggaran terbuang, layanan berkualitas rendah, dan peningkatan ketimpangan sosial dan ekonomi. Korupsi tidak hanya merugikan negara, tetapi juga menghilangkan kredibilitas pemerintah dan kepercayaan masyarakat padanya. Untuk mengatasi masalah ini secara efektif, diperlukan tindakan luas yang mencakup pengawasan yang lebih ketat, transparansi anggaran, pemberdayaan masyarakat, dan reformasi sistem birokrasi. Peningkatan sistem pengawasan, penggunaan teknologi dalam pengelolaan anggaran, dan penerapan hukum yang tegas terhadap pelaku korupsi harus menjadi prioritas utama. Selain itu, pendidikan antikorupsi dan budaya integritas harus ditanamkan sejak dini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang efek negatif korupsi. Dengan mengambil tindakan ini, Indonesia memiliki kemampuan untuk mengurangi tingkat korupsi yang merugikan masyarakat dan membangun sistem pemerintahan yang lebih bersih, transparan, dan akuntabilitas. Untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi bangsa ini, pemberantasan korupsi membutuhkan kerja sama antara pemerintah, masyarakat, lembaga pengawas, dan penegak hukum.

Referensi

Ardiansyah, Muh. Ferry. Analisis Hukum Pembuktian Unsur Merugikan Keuangan Negara dan Pembayaran Uang Pengganti dalam Perkara Tindak Pidana Korupsi (Studi Kasus Putusan No. 53/PID.SUS-TIPIKOR/2013/PN.PL). Diakses dari https://www.neliti.com/publications/190611/analisis-hukum-pembuktian-unsur-merugikan-keuangan-negara-dan-pembayaran-uang-pe

ICW (Indonesia Corruption Watch). Narasi Laporan Hasil Pemantauan Tren Korupsi Tahun 2023. Jakarta: Indonesia Corruption Watch. Diakses dari https://www.antikorupsi.org/sites/default/files/dokumen/Narasi%20Laporan%20Hasil%20Pemantauan%20Tren%20Korupsi%20Tahun%202023.pdf.

Indonesia Corruption Watch (ICW). RUU Perampasan Aset: Revolusi Penegakan Hukum Melalui Pemulihan Aset yang Disalahgunakan. Jakarta: ICW. Diakses dari https://antikorupsi.org/id/ruu-perampasan-aset-revolusi-penegakan-hukum-melalui-pemulihan-aset-yang-disalahgunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun