Mohon tunggu...
Vie Marte
Vie Marte Mohon Tunggu... Guru - Hakikat hidup itu untuk memberi manfaat dan setidaknya menghasilkan karya walau sedikit.

Hakikat hidup itu untuk memberi manfaat dan setidaknya menghasilkan karya walau sedikit.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Cangkir Hati

9 April 2020   22:18 Diperbarui: 9 April 2020   22:12 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ya, hatiku telah hancur berkali-kali

Kepingnya berserakan tak beraturan memenuhi lantai

Hingga kepingnya melukai diri

Menggoresnya sampai robek ke hati

Padahal hati itu telah terbentengi

Benteng-benteng yang terbuat dari tulang rusuk

Kuat dan rapih tersusun

Bahkan dari bahan zat besi

Yang ukurannya seperti jari-jari

Aku hanya ingin kamu mengerti

Mengenai hati kecilku ini

Mengapa ia bisa sampai hancur berkeping-keping

Yang kepingannya bagai pecahan cangkir

Yang sempat kau isi penuh air mendidih

Dimana cangkir itu kuberikan sukarela sebagai sovenir

Sebuah sovenir mini yang indah nan cantik

Walau kecil dari bagian yang nampak besar ini

Namun itulah satu-satunya yang kumiliki

Yang terpenting, yang menguasai jiwa

Yang abadi dan tak pernah pudar

Walau tak nampak

Namun yakini dan kau telah rasakan

Padamu, kehadirannya selalu ada 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun