Ya, hatiku telah hancur berkali-kali
Kepingnya berserakan tak beraturan memenuhi lantai
Hingga kepingnya melukai diri
Menggoresnya sampai robek ke hati
Padahal hati itu telah terbentengi
Benteng-benteng yang terbuat dari tulang rusuk
Kuat dan rapih tersusun
Bahkan dari bahan zat besi
Yang ukurannya seperti jari-jari
Aku hanya ingin kamu mengerti
Mengenai hati kecilku ini
Mengapa ia bisa sampai hancur berkeping-keping
Yang kepingannya bagai pecahan cangkir
Yang sempat kau isi penuh air mendidih
Dimana cangkir itu kuberikan sukarela sebagai sovenir
Sebuah sovenir mini yang indah nan cantik
Walau kecil dari bagian yang nampak besar ini
Namun itulah satu-satunya yang kumiliki
Yang terpenting, yang menguasai jiwa
Yang abadi dan tak pernah pudar
Walau tak nampak
Namun yakini dan kau telah rasakan
Padamu, kehadirannya selalu adaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H