Dio menelanjangiku dengan tatapannya. Aku menelan ludah pahit.
      "Udahlah, Yo. Pada kenyataannya kamu akan menikah dengan Lasmi."
      "Gak, kalau kamu menikah denganku."
      "Kamu gila, Yo."
      "Sama gilanya sama kamu yang menolak jabatan penting di Belanda dan kembali kesini hanya sebagai staf biasa, demi aku."
Aku mengerutkan dahi. Jelas aku tidak menceritakan itu pada Alex.
      "Kamu jangan ge er. Aku kembali karena..."
      "Karena kamu masih mencintaiku. Karena kamu ingin kembali padaku..."
Dio memotong ucapanku, dengan kalimat lantang mengalahkan kebohonganku.
      "Iya, sebelum aku tau kalau kamu sudah memiliki Lasmi."
Aku menyerah. Beban ini mungkin memang sudah saatnya dilepaskan.