Mohon tunggu...
Achmad Suwefi
Achmad Suwefi Mohon Tunggu... Administrasi - pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

You will never walk alone

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dialog Imajiner dengan Presiden FIFA, Mr. Infantino

29 Februari 2016   17:07 Diperbarui: 29 Februari 2016   17:19 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Presiden baru FIFA (sumber : FIFA.com)"][/caption]Alunan lagu Karma Police milik RadioHead berbunyi dari handphone yang kuletakkan di atas meja kerja selesai shalat isya. Tulisan UNKNOWN Number pun muncul didisplay handphone yang sarungnya mulai terlihat lusuh.

“Hallo, Mr. Suwefi,” suara yang muncul dari seberang sana

“Yes, I am Wefi,” jawabku dengan bahasa Inggris yang ndak bagus babarblas.

“I am secretary of FIFA new Presiden, Mr. Gianni Infantino and my boss will invite you come to FIFA Head office meet with our boss. Schedule arrangement on Friday this week,” kata seorang wanita diujung telepon sana yang mengaku sebagai sekretaris nya Presiden baru FIFA.

“OK , I am ready with your invitation,” jawabku mantap.

Akhirnya tiket PP pun dikirimkan kealamat kantor penulis (maklum ndak punya alamat rumah karena RT dan RW nya belum ditempel). Walau mendapat tiket ekonomi dari FIFA tapi lumayanlah dapat akomodasi gratis untuk bertemu dengan orang nomor satu dibadan sepakbola dunia yang sedang mendapat sorotan usai kasus korupsi yang mendera mereka.

Saat yang ditunggu pun tiba dan penulis pun sampai juga ke Zurich, Swiss setelah melewati perjalanan panjang berjam-jam dan transit di Singapura. Saat tiba di Swiss yang sedang musim dingin, penulis ingin kayak Raffi Ahmad bertelanjang dada merasakan dinginnya udara Swiss namun kondisi fisik yang kurang bagus membuat penulis mengurungkan niatnya (gagal dech selfie nih).

Masuk ke markas besar FIFA ,penulis disambut oleh sang sekretaris yang usianya sekitar 40 tahun gitu tapi kelihatan energik. Dibawanya keliling markas FIFA sembari melihat keindahan markas FIFA dan gedungnya yang sangat futuristik (opo menih iku futuristik?), pokoke mantap lah ini gedung. Setelah 15 menit diajak keliling tibalah penulis diruang tunggu kantor sang presiden dan sembari menunggu kunyalakan HP namun ndak bisa akses medsos, maklum pulsa nya mahal akh.

Hingga tibalah saat sang sekretaris menyuruh penulis untuk masuk menemui Mr. Infantino diruangannya yang cukup luas dan sueejuukkk tenan. Ditemani seorang penterjemah yang bisa bahasa Indonesia menjadi orang ketiga dalam pertemuan yang dilangsungkan setelah Mr. President menyelesaikan pekerjaanya sekitar jam 8 malam waktu Swiss.

[caption caption="(Sumber : dokumen pribadi)"]

[/caption](Hampir mirip kan dengan Presiden FIFA)

“Apa kabar Mr. Presiden ? Nice to meet you and Congratulations and wish you all the best with FIFA program !” kataku mantap sambil menjabat tangan sang Presiden (asli halus banget tuch tangan tapi ndak pake acara pelukan lah).

“Kabar saya  baik dan senang anda bisa datang ke Zurich, Swiss memenuhi undangan kami,” ujarnya yang telah ditransalate sama penterjemah disebelahku.

“Saya juga mengucapkan banyak terima kasih untuk kesempatan langka ini,” jawabku sambil menyerahkan cinderamata berupa baju batik yang kubeli di sebuah toko baju daerah Cibitung (dijamin harganya ndak murah meriah juga ndak mahal mahal lah).

“Oh Thank you,” jawabnya sembari menerima cindera mata tersebut.

Dan kini tiba saat yang dinantikan penulis untuk bertanya beberapa hal terkait apa yang akan dilakukan sang Presiden baru FIFA serta menagih beberapa janji yang pernah diucapkannya selama masa kampanye Pilpres FIFA guna menggantikan Mr. Sepp Blatter. (apa kabar Mr. Sepp ?)

T : Mr. President ,apakah anda setuju dengan pembatasan masa jabatan Presiden FIFA , sebagaimana jabatan Presiden Indonesia yang dua periode (10 tahun) ?

J : Seperti yang saya ditetapkan dalam Manifesto saya, saya percaya batas jangka maksimal 12 tahun (3 x 4 tahun) harus diperkenalkan bagi anggota Presiden FIFA dan Dewan. Ini akan memastikan masuknya  ide-ide baru secara reguler ke FIFA, dan juga menciptakan lebih banyak kesempatan untuk Asosiasi Anggota untuk diwakili. Ini juga akan membantu untuk mengatasi beberapa kritik publik secara luas disuarakan organisasi.

T : Lalu bagaimana dengan tindakan untuk membuat FIFA terhindar dari kasus mega skandal korupsi yang terjadi baru-baru ini (ingin bilang era Sepp Blatter agak ndak enak) ?

J : ‘Serious Good Govermance’ dan kepatuhan  terhadap reformasi diperlukan untuk mengatasi masalah masa lalu dan untuk memastikan bahwa mereka tidak dapat terulang kembali. Reformasi ini harus berjalan baik secara STRUKTURAL maupun menjadi BUDAYA. Sebagai anggota dari Komite Reformasi FIFA 2016, saya telah terlibat erat dengan tim yang telah mempersiapkan amandemen undang-undang yang diperlukan untuk membawa perubahan ini berlaku. Dan, sebagai Presiden FIFA, saya akan memfokuskan seluruh energi dan usaha saya untuk memastikan bahwa reformasi ini benar-benar diterapkan dan dimasukkan ke dalam tempat sesegera mungkin.

T : Bagaimana cara Mr. Presiden untuk melakukan reformasi di FIFA ?

J : Saya juga ingin FIFA dan Anggota Asosiasi untuk melihat secara signifikan memperkuat program pengembangan sepak bola, dengan tujuan Piala Dunia FIFA, memiliki perdebatan penuh pada penggunaan teknologi dalam permainan dan menciptakan sistem transfer yang adil dan transparan. Saya juga akan membuat inisiatif baru untuk memanfaatkan pemain saat ini dan mantan untuk mempromosikan sepak bola sebagai kekuatan sosial, saya benar-benar percaya reformasi dan perubahan akan membuat perbedaan besar untuk bagaimana FIFA beroperasi dan reputasinya. 

T : Pertanyaan terakhir nih Mr. President soal janji anda soal Piala Dunia yang akan dikembangkan menjadi 40 negara peserta yang katanya akan dimulai sejak Piala Dunia 2026. 

J : Saya percaya Piala Dunia harus memiliki 40 tim dari 2026. Ini adalah peristiwa unik, yang menawan hati seluruh dunia selama satu bulan setiap empat tahun dan menjadi satu-satunya alat yang paling kuat untuk mempromosikan sepak bola di seluruh dunia. Dengan memberikan 8 negara tambahan kesempatan untuk berpartisipasi, kami akan memberikan 8 negara lainnya kemungkinan untuk menikmati demam Piala Dunia dengan cara yang lebih bergairah. 

“Sebelum pamitan Mr. Presiden, ada satu lagi nich yang ingin saya tanyakan soal negara saya?” ujarku sebelum dipotong olehnya 

“Indonesia,” jawabnya

“Yes, Mr. President” jawabku mantap.

“Indonesia negara besar dengan potensi yang sangat luar biasa mulai dari pemain hingga penontonnya yang sangat maksimal dalam mendukung klub dan negaranya. Itu yang harus bisa dimaksimalkan oleh stakeholder sepakbola Indonesia agar sepakbola Indonesia kian diperhitungkan,” jawabnya. 

(Wah doi jawabnya agak diplomatis nih)

“Soal sanksi FIFA bagaimana?” kejarku lagi

“Kembali ke stakeholder sepakbola Indonesia,” jawabnya sembari melihat jam ditangannya dan sang penterjemah pun sudah memberikan sinyal kepada penulis untuk tidak bertanya lagi.

Dan sejenak kudengar adzan shubuh telah memanggil ternyata penulis sedang bermimpi berkunjung dan bertemu dengan Presiden baru FIFA dimarkas FIFA di Zurich.

Congratulations dan Selamat Bekerja, Mr. President !

Salam Sepakbola,
Wefi

Sumber rujukan wawancara :  http://en.as.com/en/2016/02/22/football/1456155201_214209.html

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun