“Kabar saya baik dan senang anda bisa datang ke Zurich, Swiss memenuhi undangan kami,” ujarnya yang telah ditransalate sama penterjemah disebelahku.
“Saya juga mengucapkan banyak terima kasih untuk kesempatan langka ini,” jawabku sambil menyerahkan cinderamata berupa baju batik yang kubeli di sebuah toko baju daerah Cibitung (dijamin harganya ndak murah meriah juga ndak mahal mahal lah).
“Oh Thank you,” jawabnya sembari menerima cindera mata tersebut.
Dan kini tiba saat yang dinantikan penulis untuk bertanya beberapa hal terkait apa yang akan dilakukan sang Presiden baru FIFA serta menagih beberapa janji yang pernah diucapkannya selama masa kampanye Pilpres FIFA guna menggantikan Mr. Sepp Blatter. (apa kabar Mr. Sepp ?)
T : Mr. President ,apakah anda setuju dengan pembatasan masa jabatan Presiden FIFA , sebagaimana jabatan Presiden Indonesia yang dua periode (10 tahun) ?
J : Seperti yang saya ditetapkan dalam Manifesto saya, saya percaya batas jangka maksimal 12 tahun (3 x 4 tahun) harus diperkenalkan bagi anggota Presiden FIFA dan Dewan. Ini akan memastikan masuknya ide-ide baru secara reguler ke FIFA, dan juga menciptakan lebih banyak kesempatan untuk Asosiasi Anggota untuk diwakili. Ini juga akan membantu untuk mengatasi beberapa kritik publik secara luas disuarakan organisasi.
T : Lalu bagaimana dengan tindakan untuk membuat FIFA terhindar dari kasus mega skandal korupsi yang terjadi baru-baru ini (ingin bilang era Sepp Blatter agak ndak enak) ?
J : ‘Serious Good Govermance’ dan kepatuhan terhadap reformasi diperlukan untuk mengatasi masalah masa lalu dan untuk memastikan bahwa mereka tidak dapat terulang kembali. Reformasi ini harus berjalan baik secara STRUKTURAL maupun menjadi BUDAYA. Sebagai anggota dari Komite Reformasi FIFA 2016, saya telah terlibat erat dengan tim yang telah mempersiapkan amandemen undang-undang yang diperlukan untuk membawa perubahan ini berlaku. Dan, sebagai Presiden FIFA, saya akan memfokuskan seluruh energi dan usaha saya untuk memastikan bahwa reformasi ini benar-benar diterapkan dan dimasukkan ke dalam tempat sesegera mungkin.
T : Bagaimana cara Mr. Presiden untuk melakukan reformasi di FIFA ?
J : Saya juga ingin FIFA dan Anggota Asosiasi untuk melihat secara signifikan memperkuat program pengembangan sepak bola, dengan tujuan Piala Dunia FIFA, memiliki perdebatan penuh pada penggunaan teknologi dalam permainan dan menciptakan sistem transfer yang adil dan transparan. Saya juga akan membuat inisiatif baru untuk memanfaatkan pemain saat ini dan mantan untuk mempromosikan sepak bola sebagai kekuatan sosial, saya benar-benar percaya reformasi dan perubahan akan membuat perbedaan besar untuk bagaimana FIFA beroperasi dan reputasinya.
T : Pertanyaan terakhir nih Mr. President soal janji anda soal Piala Dunia yang akan dikembangkan menjadi 40 negara peserta yang katanya akan dimulai sejak Piala Dunia 2026.