“Tidak bisa pak karena tiket ditangan tanggal 14 juli,” jawab yang lain lagi.
Coba kutanyakan pada rekan sejawat hampir semua mengatakan bahwa tiket yang dipegang adalah tanggal didepan ataupun dibelakang lebaran. Untuk tanggal dalam rentang waktu 15-21 Juli sudah habis saat melakukan pemesanan secara online oleh mereka yang memang mengajukan cuti lebaran karena pulang dengan Kereta Api.
“Malah ada yang bilang, ndak papa asal diganti saja pak nanti saya bisa masuk,” jawabku rekan sejawatku.
Kalau sudah begini tinggal bagaimana kita memanfaatkan rekan kerja yang ada untuk mengisi kekosongan posisi akibat ditinggal cuti lebaran. Hampir 30 persen rekan kerja penulis cuti lebaran sehingga mau tidak mau memaksa penulis untuk adjust rekan kerja yang ada agar sebelum dan sesudah lebaran proses support produksi tetap bisa berjalan.
Harus diakui Tiket Kereta Api ataupun ada juga bis yang ada ditangan rekan-rekan kerja merupakan alasan cuti yang jitu karena memang kondisi tersebut sudah maksimal diusahakan oleh yang mengajukan cuti sehingga agak berat bagi kita untuk sekedar meminta geser waktu keberangkatan ataupun waktu kepulangan setelah lebaran.