Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kodokushi, Sepinya Lansia di Jepang Menghadapi Kematian

25 Oktober 2018   10:24 Diperbarui: 25 Oktober 2018   15:32 3511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Orang akan semakin individualis. Mereka akan meminimalisir untuk meminta pertolongan orang, karena tidak ingin merepotkan (meiwaku) tapi ada juga yang berpikir, mereka tidak mau merepotkan orang dengan pikiran mereka pun tidak ingin direpotkan oleh orang. Haduh! 

Tapi ya lucunya, hidup dalam kesendirian ini tidaklah membuat mereka kesulitan dalam menjalankan kehidupan sehari-harinya. Kenapa? Karena kebutuhan mereka lengkap tersedia ada dimana aja tidak terbatas ruang dan waktu. 

Pagi berangkat kerja, pulang kerja tengah malam, belanja ke supermarket 24 jam, atau pergi membeli keperluan mendadak di convenience store yang ada dimana-mana, apalagi dengan menjamurnya online shop, berbelanja online tanpa perlu harus pergi ke toko, tanpa perlu bercakap dan bertemu dengan orang, tinggal klik saja barang akan datang dengan sekejap. 

Kadang saya berpikir, semakin raku, benri, convenience, sagala bisa dan sagala aya hidup seseorang itu, ternyata bisa membawa dampak buruk juga ya dalam kehidupan kita, salah satunya adalah semakin minimnya interaksi kita terhadap sesama manusia dan lingkungan sekitar.

2. Memilih untuk melajang

Saya jadi ingat topik ngobrol saat pulang kerja, saya diajak suami untuk makan bersama teman dan rekan kerjanya di daerah Tokyo eki. Saat itu mantan bosnya yang sudah sepuh mengeluhkan anak laki-laki dan perempuannya yang belum menikah padahal sudah lebih dari 30 tahun. 

Padahal katanya ia sangat ingin segera menggendong cucu-cucunya sebelum ia meninggal nanti. Waduhhh saya yang mendengar jadi tersentuh, dan kami semua pun membesarkan hatinya, kalau beliau masih muda, pastilah masih bisa melihat cucu-cucunya lahir bahkan bisa melihat juga cucu-cucunya kawin! Dan kami pun tertawa bersama....

Nah satu lagi fenomena di Jepang mengenai anak-anak mudanya yang sudah mulai enggan untuk berumah tangga. Tragis banget ya, kok bisa sih orang pada nggak mau nikah? Kenapa? 

Alasan yang sering saya dengar adalah karena tidak percaya diri mampu dengan finasialnya, susah mencari pasangan hidup, tidak perlu pasangan hidup dan ada juga wanita karir yang tidak mau berhenti bekerja. 

Ada acara TV dimana pernah juga membahas keengganan anak-anak muda ini untuk selalu menunda bahkan mulai enggan untuk berumah tangga. Jawaban atas interview mereka itu bikin saya melongo! 

Anak-anak muda yang sudah bekerja dari part timer hingga salary man pun ternyata banyak yang tidak PD kalau penghasilannya bisa memenuhi kebutuhan hidup kalau nanti berkeluarga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun