Sambil sarapan saya lihat berita pagi di TV, tentang gimana paniknya Jepang karena ikan Maguro yang ada di laut Jepang sudah mulai sedikit keberadaannya.Â
Padahal jepang termasuk salah satu negara yang mengkonsumsi ikan paling banyak di dunia. Melihat datanya ternyata dibanding China dan Korea, Jepang bisa berpuluh puluh kali lipat ton maguro yang dimakan setiap tahunnya. Makanya seperti kelabakan nelayannya, heran kok bisa Maguro pada ngilang begini?
Kemungkinan besar alasannya adalah karena sekarang China sudah mulai menyukai makanan Jepang, sushi dan sashimi. Apalagi bukan hanya itu, Maguro pun dibikin shabu-shabu.Â
Kalau bicara tentang China, tentu saja Jepang khawatir, ya iya dilihat dari jumlah penduduknya yang segambreng gitu, wasallam deh kalau sampe China pun mulai fokus untuk menjaring Maguro di laut untuk konsumsi makanan mereka sehari hari.
Jepang Panik.Â
Pemerintah mulai mencari cara gimana supaya asupan Maguro tetap stabil seperti dulu. Misalnya dengan mengubah cara penangkapan atau lain-lain. nah ini sedang dibicarakan di berita pagi hari ini.
Mulai sedikitnya ikan yang terjaring jala para nelayan Jepang itu adalah pastilah berbanding lurus dengan pendapatan yang di terima nelayan. Dikit ikan ya dikit duit. Melihat data yang di tulis di berita itu katanya dulu para nelayan bisa juga mendapat ikan dalam satu bulan itu bisa beratus ratus kilo maguro!Â
Bahkan ada juga nelayan yang bisa mendapat penghasilan 1 bulan itu 1 okuen, kira-kira 1 milyar rupiah! Gila ya, cetar banget ini para nelayan. Lah gimana ga cetar kalo kuro maguro, maguro hitam itu dikasih harga 1 kilo diatas 3000an yen. Ternyata maguro banyak jenisnya dan yang paling mahal adalah tipe maguro hitamnya ini.Â
Nelayan gelisah tentu saja bikin pemerintah Jepang mulai panik. Berita mulai tersiar di mana mana, baik berita TV ataupun di koran koran.Â
Lalu tentang petaninya gimana? Nah kemarin saya ke supermarket nemu daikon, lobak yang aneh banget, yaitu lobaknya bisa berkaki dua dan berkaki tiga! saya langsung lirik foto petaninya sambil ngucap dalem ati, ya ampun si bapak kok bisa sih bikin daikon, lobak yang gak biasa begini ya?Â
Eh eh eh kok saya ganjen ya intip fotonya si petani, emang ada? Ya ada itu segede gaban di pajang di tembok tepat di atas hasil hasil taninya! Sistem yang unik!
Di supermarket jepang baik besar dan kecil, kadang ada loh foto-foto petani yang pada narsis ngejogrok di atas hasil pertaniannya. Jadi bungkusan sayur bayem bisa macem-macem asalnya, misalnya dari petani tanaka, petani suzuki, petani honda, petani yamaha.. loh kok jadi merk motor ya hahaha.Â
Pokoknya petani-petani ini dengan bangga berfoto narsis di tengah sawah sambil dikelilingi hasil taninya. Makanya, sayuran dan buah bisa bagus-bagus dan terasa enak, lah kalo gak begitu bisa kalah saing nanti sama hasil tani petani lainnya.Â
Para petani ini akan berlomba-lomba mencari ide dan inovasi menghasilkan hasil yang baik dan paling canggih agar bisa laku di pasaran. Dan ini semua tentu saja kita emak-emak yang beli ini lah yang merasa diuntungkan, dapet barang bagus rasa mantap dengan harga yang murah! Cara ini saya pikir lucu sekali, narsis yang bermanfaat!Â
Nah dengan foto ini, kita konsumen merasa tenang dengan sayuran, buah, telur yang kita makan, karena kalau ada apa-apa bisa kelacak langsung darimana makanan yang kita makan berasal.Â
Melihat ini semua saya kagum sekagum kagumnya. Petani dan Nelayan di jepang bekerja tidak sendiri. Ada backing yang kuat sekali. Dan itu bukan para tengkulak! Pemerintah Jepang adalah penjaga dan pelayan bagi warganya.Â
Apabila salah satu elemen dalam masyarakat ada yang mulai timpang, mereka akan turun tangan dan cepat mencari solusi. Apalagi Jepang sehari-harinya makan nasi dan ikan, jadi asupan beras dan ikan tentu saja selalu jadi yang teratas prioritasnya.Â
Kehidupan petani dan nelayan di jepang, sejauh yang saya lihat selama ini tidaklah dalam keadaan yang mengenaskan dan memprihatinkan. Kebalikannya, mereka hidup makmur bahkan melebihi kehidupan orang-orang kota yang kerjanya sehari-hari dikantoran.Â
Ada dua orang teman suami yang orangtuanya hidup sebagai petani di kampung, dua-duanya saya pernah ketemu, dan salah satunya saya pernah kunjungi ladangnya.Â
Mereka bercerita gimana enaknya kehidupan mereka, makan beras yang paling enak dan mahal, niigata koshi hikari, saya pun gak sangggup beli beras itu untuk daily consumption.Â
Tapi buat mereka itu hal yang biasa, ya karena merekalah yang menghasilkan beras berkualitas itu. Saya pun pernah ikut melihat kebunnya. Sampe saya dapet cabe kering sekantong gede yang saya bingung juga mau diapakan ya ini cabe wkwkwk. Kentang gede-gede, wortel montok-montok sampe sayur bayem seger seger dan lobak yang panjangggg dan guedee bener.Â
Saya bilang, ini semua taruh dimana? ternyata mereka dibantu pemerintah bisa menaruh di supermarket besar dan kecil. Sepertinya pemerintah menjamin kalau badan usaha swasta juga harus menyuport hasil tani daerahnya agar para petani tidak susah dalam menjualnya.Â
Saya pernah lihat ada jaminan kontrak berupa surat yang dipajang di tembok bersebelahan dengan foto para petani yang narsis ini. Makanya petani sayur tenang banget ya kehidupannya, hasil yang sudah pasti di dapat mau berapa banyak hasil taninya.Â
Kehidupan orang-orang jepang dengan dua profesi ini saya bilang cukup makmur, mereka hidup di rumah besar dengan banyak mobil, biasanya ada mobil jenis pick up untk mengangkut hasil tani untuk dijual ke pasar dan beberapa mobil pribadi untuk kebutuhan yang lain.Â
Mungkin karena biasanya mereka hidup jauh diperkotaan, jadi kebutuhan akan mobil sebagai alat pengangkut agar mobilitas mereka agar lancar sangatlah penting. Jadi pemandangan yang biasa banget kalau rumah petani dan nelayan cukup besar dengan mobil yang lebih dari satu mobil ngetem di halamannya yang luas.Â
Satu lagi tentang mobil di jepang, disini punya mobil bukan sesuatu yang dibanggakan dan perlu pamer, karena semata hanya sebagai alat transortasi saja khursnya yang hidup jauh diperkotaan.Untuk orang-orang kota justru mobil jarang digunakan, karena lebih banyak menggunakan sepeda, kereta dan bis untuk aktifitas sehari-hari karena jauh lebih hemat dan cepat.Â
Balik lagi ke laptop!Â
Pemerintah Jepang ikutan deg-deg an kalau para petani dan nelayan sudah mulai ketar ketar dengan hasil tani dan lautnya. Dan ini jadi masalah bersama.Â
Makanya untuk pertanian di Jepang ada Japan Agriculture atau JA, badan inilah yang menjamin keberlangsungan hasil tani para petani disini, termasuk dalam menyetabilkan harga apabila hasil tani melimpah ruah atau sedang sedikit karena terjadinya bencana alam.
Petani dan nelayan di jepang mudah sekali sepertinya mengadu dan curhat kepada pemerintahnya apabila terjadi hal-hal yang bisa membuat mereka tak nyaman. Dan kayanya pemerintah juga tidak bisa tinggal diam, takut kali ya kalau petani dan nelayan ini semua pada mogok, lahh gimana kehidupan Jepang nantinya.Â
Karena jaman makin maju semakin banyak orang orang muda yang tak mau meneruskan profesi sebagai petani dan nelayan, padahaaal 2 profesi ini bukanlah profesi yang sembarangan, profesi yang tidak bisa dianggap sebelah mata.Â
Masalah kependudukan yang semakin kritis membuat pemerintah jepang bergerak terus mengusahakan keberlangsungan usaha petani dan nelayan agar bisa selalu berjalan normal.Â
Karena itu saya bisa rasakan suasananya ketika, ikan mulai susah untuk ditangkap karena jumlahnya semakin sedikit dan tentang persetujuan TPP yang apabila disetujui bukan tak mungkin beras lokal yang selama ini dibanggakan banggakan dan warga Jepang yang fanatik selalu cinta produk hasil taninya walau harganya cukup mahal akan mulai tergeser dengan produk impor yang harganya mungkin jauh murah.Â
Saya sangat berharap, semoga saja kehidupan para petani dan nelayan di Indoensiaku tercinta juga bisa mendapatkan kemakmuran dan kelayakan layaknya profesi yang lain.Â
Karena itu peran pemerintah begitu penting dan berarti karena kalau bukan pemerintah yang menjaga dan menjamin hidup mereka pastilah mereka akan jatuh kepada para tengkulak yang hanya bisa memeras keringat para petani dan nelayan kita tanpa ada rasa iba.
Maju terus Indonesia, saya sangat bangga, bangggaaaaa sekali ketika suami saya memberikan link dari yahoo japan dan melihat komentar-komentar dari warga Jepang tentang berita itu, di mana ibu susi berani menghancurkan kapal-kapal china yang masuk perairan Indonesia.Â
Jepang saja belum bisa segalak itu, tapi ternyata Indonesia bisa berani membela tanah airnya dari maling-maling ikan yang masuk ke negara kita.Â
Salam hangat, weedy!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI