Mohon tunggu...
Weedy Koshino
Weedy Koshino Mohon Tunggu... Lainnya - Weedy Koshino

Konnichiwa! Ibu 2 anak yang hidup di Jepang. Ingin membagi pengalaman selama hidup di Jepang. Penulis Buku Unbelievable Japan 1,2,3 dan Amazing Japan. Yoroshiku Onegaishimasu.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama FEATURED

Di Jepang, Petani dan Nelayan Bukanlah Orang Miskin

1 Februari 2017   06:57 Diperbarui: 5 April 2020   13:39 7664
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: ana-cooljapan.com

Saya pernah lihat ada jaminan kontrak berupa surat yang dipajang di tembok bersebelahan dengan foto para petani yang narsis ini. Makanya petani sayur tenang banget ya kehidupannya, hasil yang sudah pasti di dapat mau berapa banyak hasil taninya. 

Kehidupan orang-orang jepang dengan dua profesi ini saya bilang cukup makmur, mereka hidup di rumah besar dengan banyak mobil, biasanya ada mobil jenis pick up untk mengangkut hasil tani untuk dijual ke pasar dan beberapa mobil pribadi untuk kebutuhan yang lain. 

Mungkin karena biasanya mereka hidup jauh diperkotaan, jadi kebutuhan akan mobil sebagai alat pengangkut agar mobilitas mereka agar lancar sangatlah penting. Jadi pemandangan yang biasa banget kalau rumah petani dan nelayan cukup besar dengan mobil yang lebih dari satu mobil ngetem di halamannya yang luas. 

Satu lagi tentang mobil di jepang, disini punya mobil bukan sesuatu yang dibanggakan dan perlu pamer, karena semata hanya sebagai alat transortasi saja khursnya yang hidup jauh diperkotaan.Untuk orang-orang kota justru mobil jarang digunakan, karena lebih banyak menggunakan sepeda, kereta dan bis untuk aktifitas sehari-hari karena jauh lebih hemat dan cepat. 

Balik lagi ke laptop! 

Pemerintah Jepang ikutan deg-deg an kalau para petani dan nelayan sudah mulai ketar ketar dengan hasil tani dan lautnya. Dan ini jadi masalah bersama. 

Makanya untuk pertanian di Jepang ada Japan Agriculture atau JA, badan inilah yang menjamin keberlangsungan hasil tani para petani disini, termasuk dalam menyetabilkan harga apabila hasil tani melimpah ruah atau sedang sedikit karena terjadinya bencana alam.

Petani dan nelayan di jepang mudah sekali sepertinya mengadu dan curhat kepada pemerintahnya apabila terjadi hal-hal yang bisa membuat mereka tak nyaman. Dan kayanya pemerintah juga tidak bisa tinggal diam, takut kali ya kalau petani dan nelayan ini semua pada mogok, lahh gimana kehidupan Jepang nantinya. 

Karena jaman makin maju semakin banyak orang orang muda yang tak mau meneruskan profesi sebagai petani dan nelayan, padahaaal 2 profesi ini bukanlah profesi yang sembarangan, profesi yang tidak bisa dianggap sebelah mata. 

Masalah kependudukan yang semakin kritis membuat pemerintah jepang bergerak terus mengusahakan keberlangsungan usaha petani dan nelayan agar bisa selalu berjalan normal. 

Karena itu saya bisa rasakan suasananya ketika, ikan mulai susah untuk ditangkap karena jumlahnya semakin sedikit dan tentang persetujuan TPP yang apabila disetujui bukan tak mungkin beras lokal yang selama ini dibanggakan banggakan dan warga Jepang yang fanatik selalu cinta produk hasil taninya walau harganya cukup mahal akan mulai tergeser dengan produk impor yang harganya mungkin jauh murah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun