Saya pikir ini hanya gaya hidup para orang tua yang sudah sepuh saja, tapi ternyata tidak loh. Ada beberapa ibu-ibu Jepang  juga yang tidak suka memasukkan gula ke dalam teh dan kopi. Makanya kalau mereka main ke rumah, kalau saya sediakan gula sachet dan cream, biasanya mereka akan masukkan creamnya saja ke kopinya.
Terus kalau teh? Mereka suka ketawa kalau lihat saya robekin gula sachet bisa sampai 3 bungkus! kata mereka, shinjirarenaaii..I can not believe it! lahh mereka yang gak suka gula begitu saya balikin bilang, kok bisa sih minum teh pahit!
Contoh yang di depan mata adalah suami saya. Walau  suka baik hati kalau minum kopi dia suka ambilin juga gulanya tapi tetep sambil geleng-geleng kepala kalau lihat saya robekin gulanya lebih dari dua bungkus! don't worry be happy lah pa! kata saya gak nyambung.
Tapi berhubung ia banyak tugas kerja di daerah Jawa, suami sepertinya sudah nyerah menghadapi minuman teh atau kopi dengan rasa super manis. Kata suami, walau sudah bilang No sugar please, tetep saja itu minuman rasanya manis, kenapa ya ma? Apa teh dan kopinya itu sudah mengandung gula ya? Yang ditanya cuma mesem mesem.. emm entahlah paaa.. haha.
Lucunya kalau suami dan anak-anak ke supermarket di Indonesia, anak-anak akan seneng riang gembira itu milih-milih minuman green tea, teh kotak atau botol yang rasanya manis gak ketulungan. Sebaliknya bapaknya cuma milih air mineral yang pas saya lihat pilihannya, oh iya yang tidak manis cuma air mineral doang. Amazing Indonesia!Â
Ngomong tentang minuman manis-manis begini, gak kebayang deh kalau orang jepang minum green tea rasa manis yang biasanya mereka minum pahit apalagi orang Jepang kan banyak juga yang suka minum macha, yang dulu saya pikir kaya lagi gerogotin pare mentah, atau minum kopi yang justru kata mereka rasa standar kopi itu ya harumnya dan rasa pahitnya itu yang harus dinikmati, oh okelah lain ladang lain belalang, beda-beda yang penting tetep manis jua, sambil saya ngebayangin gimana mereka lihat kalau di Indonesia banyak dijual susu cair kemasan dengan berbagai rasa dengan rasa yang super duper manis ya, pengsan kalik.
Tidak Suka Gorengan
Lihat gaya hidup mereka yang ini sengsara banget kalau lagi jalan bareng mereka, karena kebalikannya saya suka banget gorengan. Ya bakwan, tempe tahu goreng, pisang goreng, ayam goreng, udang goreng dan para tempura lainnya. Masakan Jepang yang gorengan banget adalah tempura. Itu siap-siap aja deh kalau masuk restoran tempura, baju sama rambut bau minyak. Sama halnya kalau kita masuk restoran ayam goreng, waduhh minyak wangi kelas nyong nyong pun kalah itu baunya sama bau minyak. Tapi ya teteubbbh gorengan is the best, kalo buat saya ya.
Lain halnya dengan Orang Jepang sendiri. Satu tahun hidup dengan mertua yang sudah sepuh, saya jadi sedikit ngerti tentang gaya hidup dan makanan yang bagaimana jadi santapan sehari hari di sini. Ternyata kebanyakan jarang yang menggunakan minyak banyak, misalnya yang model deep fry begitu. Jadi longok deh dapurnya orang Jepang, jarang terlihat mereka nyetok botol minyak goreng banyak loh di dapur. wong satu botol aja yang isinya 1 liter bisa loh 1 bulan baru habis.
Penggunaan minyak untuk masakan Jepang selain tempura memang hanya sebagai penumis saja. Karena penggunaan minyaknya hanya sedikit itulah, jadi biasanya orang Jepang lebih memilih minyak goreng yang zero calorie atau minyak dari tumbuhan dan bunga-bungaan. Mereka akan selektif memilih minyak goreng yang dirasanya paling sehat walaupun itu harus dibayar mahal.Â