Dimensi lain dari ketidaksetaraan yang menghambat langkah-langkah pencegahan utama --- jarak fisik dan sosial --- adalah ekonomi informal dominan yang menyumbang sekitar 57 persen dari angkatan kerja. Ciri-ciri umum adalah kurangnya perlindungan atas tidak dibayarnya upah, pemutusan hubungan kerja tanpa pemberitahuan atau kompensasi, kondisi kesehatan dan keselamatan kerja yang tidak memuaskan dan tidak adanya tunjangan sosial seperti pensiun, pembayaran sakit dan asuransi kesehatan.
Migran, perempuan dan kelompok rentan lainnya yang tersisih dari kesempatan kerja layak lainnya memiliki sedikit alternatif selain mengambil pekerjaan informal berkualitas rendah yang tersedia di daerah pedesaan dan perkotaan di Indonesia. Selain itu, banyak orang yang terlalu miskin untuk menganggur tidak punya pilihan selain bekerja dalam keadaan berbahaya di perekonomian informal.
Sifat pekerjaan mereka biasanya membutuhkan interaksi fisik yang dekat dan mereka tidak mampu untuk tinggal di rumah karena tabungan yang terbatas. Jika ada, banyak dari pekerja informal di kota-kota seperti Jakarta telah kembali ke desa karena perlambatan ekonomi. Kembali ke desa adalah semacam strategi yang mereka lakukan secara teratur pada saat kesulitan ekonomi --- meskipun biaya transportasi yang cukup besar terlibat. Keadaan seperti itu akan meningkatkan risiko covid-19 di pelosok daerah.
Oleh karena itu urgensi jaring pengaman untuk makanan, sewa dan akses ke air bersih, antara lain, untuk menjangkau pekerja informal tersebut untuk memungkinkan jarak sosial atau fisik dan untuk mencuci tangan secara memadai. Pemerintah baru-baru ini mengumumkan program jaring pengaman sosial untuk mendukung orang-orang yang bekerja di sektor informal sebagai bagian dari kebijakan "pembatasan sosial berskala besar" dan darurat kesehatan masyarakat.
Meskipun keputusan ini menandai kemajuan penting dalam perang melawan covid-19, pemerintah harus memperhatikan detail seperti mengamankan data yang andal dan mekanisme yang memungkinkan mereka untuk memberikan bantuan secepat mungkin kepada orang yang membutuhkan.
Pandemi telah memberikan pelajaran serius bagi kita tentang pentingnya kebijakan untuk mengurangi ketimpangan di Indonesia. Investasi dalam meningkatkan kebutuhan dasar seperti akses ke air bersih serta pekerjaan yang layak dan aman akan memungkinkan kita untuk mengurangi masalah kesehatan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H