"Oo, Risya maksudmu."
"Iya itu maksud saya."
“Ada di lantai dua, dia sedang bekerja. Ada urusan apa kamu dengan dia?”
“Ada yang mesti diurus bu. Makasih ya bu”
Dari pada ditanya macam-macam. Gue langsung taruh tas di loker dan menuju ke lantai atas. Entah kenapa, langkah ini lebih bersemangat dari biasanya.
Dimana kau bidadari? Pangeran sudah datang. Dimana kau bidadari?
Baru saja bidadari itu gue panggil-panggil. Dia sudah muncul dihadapan gue. Datang dengan menggunakan gaun putih yang indah. Berputar-putar. Ah sangat indahnya. Mahkotanya yang dihiasi mutiara menambah keanggunan bidadari. Entah kenapa hari ini dia terlihat sangat cantik. Atau memang setiap hari dia terlihat seperti ini.
“Wahai bidadari lihat apa yang pangeran bawa.”
“Kamu bawa apa pangeran?”
Kuambil kotak merah dari kantong pakaian kebesaran.
“Aku bawa cincin giok yang kuambil dari Sungai Krukut.”