“Hah! Lompat.”
“Iya mbak lompat. Sini tasnya lempar ke saya dulu.”
Wanita itu berpikir sejenak. Kemudian melemparkan tasnya dan saya tangkap dengan sempurna.
“Sekarang embaknya lompat.”
Wajahnya sedikit kaku. Mungkin dia sedang berpikir bagaimana caranya lompat.
“Saya tak berani mas, masnya saja yang lompat kesini.”
Lah bagaimana bisa, dia yang mau naik kapal. Malah aku yang harus lompat ke luar kapal.
“Lompat saja mba, tak apa, saya jaga.” Kalau mba kecebur, saya akan biarin, hihihi.
“Jagain ya mas.” pinta mba itu kepadaku.
Perempuan itu mengambil langkah mundur. Kemudian berlari dan melompat. Buk. Perempuan itu berhasil melompat dan tubuhnyamendarat dengan sempurna di badanku. Tepatnya diatas badanku.
Kapal bergoyang, namun berhasil menyeimbangkan dirinya kembali. Orang-orang sekitar memberikan tepukan. Bagaikan adapangeran yang berhasil menyelematkan seorang putri. Kami saling menatap sekilas. Matanya yang kecoklatan memberikankehangatan.