Nayma dijodohkan ke salah satu anak teman ayahnya, entah atas dasar apa mereka melakukan itu, sebagai balas jasakah? Atau apa, yang jelas sekalipun niat orangtuanya baik, namun Nayma sendiri batinnya sangat tersiksa, karena tidak sesuai dengan pilihannya sendiri, "sungguh melelahkan berada dalam posisi seperti ini", desahnya.
Lambat laun Naufal akhirnya mengetahui juga masalah yang menimpa Nayma, hingga semua meluluhlantakan menara harapan yang telah dibangunnya, Â ekspektasi tinggi, kini tinggalah harapan, semua hancur berkeping-keping.
Mengubur perasaan itu sungguh bukan perkara mudah, tidak bisa  langsung move on dari segala yang terjadi, Naufal harus merelakan bahwa Nayma bukanlah tulang rusuk yang ia cari selama ini, jalan takdir berkata lain, jodoh memang berada dalam genggamanNya, Naufal sangat menyadari itu, "biarlah luka perih dan pedih itu kubawa sendiri, hingga akhirnya terkubur bersama berlalunya waktu", pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H