Mohon tunggu...
Wawan Hermawan
Wawan Hermawan Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis, Blogger

Hobi jalan-jalan, membaca, menulis dan membahagiakan orang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nayma

17 Februari 2024   21:07 Diperbarui: 17 Februari 2024   21:21 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nayma dijodohkan ke salah satu anak teman ayahnya, entah atas dasar apa mereka melakukan itu, sebagai balas jasakah? Atau apa, yang jelas sekalipun niat orangtuanya baik, namun Nayma sendiri batinnya sangat tersiksa, karena tidak sesuai dengan pilihannya sendiri, "sungguh melelahkan berada dalam posisi seperti ini", desahnya.

Lambat laun Naufal akhirnya mengetahui juga masalah yang menimpa Nayma, hingga semua meluluhlantakan menara harapan yang telah dibangunnya,  ekspektasi tinggi, kini tinggalah harapan, semua hancur berkeping-keping.

Mengubur perasaan itu sungguh bukan perkara mudah, tidak bisa  langsung move on dari segala yang terjadi, Naufal harus merelakan bahwa Nayma bukanlah tulang rusuk yang ia cari selama ini, jalan takdir berkata lain, jodoh memang berada dalam genggamanNya, Naufal sangat menyadari itu, "biarlah luka perih dan pedih itu kubawa sendiri, hingga akhirnya terkubur bersama berlalunya waktu", pungkasnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun