Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Guru - Guru dari Cikancung

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Bisnis Syariah : Belajar Marketing dari Nabi Muhammad SAW

30 Januari 2025   19:21 Diperbarui: 30 Januari 2025   19:21 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Transaksi Jual Beli (Wawan Ridwan AS/AI)

Nabi Muhammad SAW adalah contoh sempurna seorang pedagang, pebisnis, dan pemasar ulung yang telah menunjukkan jiwa kewirausahaan sejak usia muda. Dalam perjalanan karirnya sebagai seorang pedagang, beliau dikenal karena kejujuran, integritas, dan keadilan, profesionalisme dalam berbisnis. Beliau tidak hanya mencari keuntungan semata, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral dalam setiap transaksi.

Kemampuan beliau dalam bernegosiasi, membangun hubungan baik dengan pelanggan, dan memahami pasar menjadikannya seorang pedagang yang sukses dan dihormati. Jiwa Marketing Nabi Muhammad SAW tidak hanya tercermin dalam kegiatan berdagang, tetapi juga dalam kepemimpinan dan perjuangan beliau dalam menyebarkan agama Islam. Beliau adalah contoh inspiratif bagi para pengusaha muslim untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai agama dalam berbisnis.

Realitas Masalah Marketing Saat Ini

Beberapa pedagang dan pemasar saat ini terkadang menunjukkan perilaku negatif yang merugikan konsumen dan citra bisnis. Perilaku negatif ini termasuk praktik penipuan seperti memberikan informasi yang salah atau menyesatkan tentang produk atau layanan, menaikkan harga secara tidak wajar (harga yang tidak masuk akal), atau menjual produk palsu atau bajakan.

Selain itu, beberapa pedagang dan pemasar juga menggunakan taktik marketing yang agresif dan mengganggu seperti spam, promosi yang berlebihan, atau menekan konsumen untuk membeli. Perilaku negatif ini tidak hanya merugikan konsumen secara finansial dan emosional, tetapi juga dapat merusak reputasi bisnis dan mengurangi kepercayaan konsumen.

Marketing adalah tentang menghasilkan uang. Paradigma ini menyebabkan pemasar hanya memikirkan hasil akhir dalam bentuk materi dan gagal menyadari pentingnya etika dalam bisnis. Mereka saling menyerang, saling menjilati, menginjak kaki satu sama lain, dan bahkan berbohong seolah-olah hal itu disepakati sebagai kewajaran dari strategi berbisnis.

Komunikasi dalam pemasaran melebih-lebihkan produk hingga tidak mencerminkan kondisi produk yang sebenarnya. Menyesatkan konsumen adalah contoh yang umum. Perubahan marketing  tradisional ke marketing "baru" semakin mengikis nilai-nilai etika dalam bisnis.

Dalam dunia bisnis, banyak sekali cerita perusahaan yang tidak memegang teguh nilai-nilai etika, tidak hanya gagal mencapai tujuannya, tetapi juga terpuruk dalam perjalanannya. Di tingkat internasional, Enron, WorldCom, dan Global Crossing sudah cukup untuk menyebutkannya.

Marketing

Marketing adalah suatu konsep bisnis yang diciptakan untuk meningkatkan penjualan bahkan keuntungan bagi perusahaan maupun individu. Dari  konsep sederhana yang biasa disebut marketing tradisional hingga konsep saat ini yang disebut marketing modern. Marketing modern terus berkembang seiring perkembangan zaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun