Mohon tunggu...
Wawan Ridwan AS
Wawan Ridwan AS Mohon Tunggu... Guru - Guru dari Cikancung

Konsep, Sikap, Action menuju Good Respect.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Toleransi dan Pluralisme : Perbedaan adalah Rahmat dari Tuhan

29 Januari 2025   21:55 Diperbarui: 29 Januari 2025   22:02 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerukunan antar umat beragama (Wawan Ridwan AS/AI)

Daripada membedakan prinsip umum dan situasi konkret, mereka mungkin cenderung mengadopsi sikap chauvinistik dan bermusuhan karena alasan pribadi, atau bahkan kolektif. Hermeneutika harus diberi tanggung jawab untuk menafsirkan secara benar seluruh pesan Tuhan dan melindungi umat beriman agar tidak memutarbalikkan tuntunan Tuhan melalui sikap-sikap yang selektif dan berat sebelah. Sikap selektif dan berat sebelah dapat menimbulkan kesan yang salah tentang keterasingan dan berujung pada perilaku tidak etis, martabat, diskriminasi dan ketidakadilan.

Penegasan pada pendekatan terbaik terhadap perbedaan berarti bahwa orang harus mengakui perbedaan tetapi memperdebatkannya dengan cara yang cerdas. Dalam masalah sekuler, perbedaan pendapat dapat diatasi dengan mencapai mayoritas pandangan tertentu, tetapi dalam masalah agama, kebebasan beragama harus dijamin bagi semua orang. Dialog antar agama dapat bertujuan untuk mencapai pemahaman yang lebih baik tentang "pihak lain" sambil menolak pemaksaan keyakinan yang menyakitkan dan tidak dapat dibenarkan. Dialog semacam itu hendaknya dilakukan secara sistematis, etis, dan konstruktif mungkin. Kelompok mana pun tidak boleh mendasarkan argumennya pada asumsi bahwa argumen mereka sendiri mewakili seluruh kebenaran.

Perbedaan teologis antara agama-agama ini sebenarnya berasal dari fakta bahwa Tuhan tidak menghendaki manusia identik dalam segala hal. Bahkan Allah menghendaki agar manusia berlomba-lomba dalam berbagai kebaikan meskipun terdapat perbedaan namun hal tersebut justru mendatangkan rahmat dan keberkahan. Hakikat agama adalah kesatuan, tetapi ia juga melambangkan realitas di mana perbedaan harus dihormati dan dikembangkan demi kebaikan semua orang.

Referensi : Islam, Pluralisme dan Toleransi Keagaaman, Mohamed Fathi Osman, 2012.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun