Mohon tunggu...
Warman Pluntaz
Warman Pluntaz Mohon Tunggu... -

Freelance

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Sembelit Pagi

21 September 2017   11:21 Diperbarui: 21 September 2017   13:02 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: blogmbahblack.blogspot.co.id

Aku masih menikmati  tidur pagi  menjelang siang yang nyaman. Udara mulai gerah. Atap seng mulai  seperti penggorengan.  Aku melompat dari ruang tidur saat teringat  sesuatu yang sangat penting bagi.

"Jimatku mana?",

"Jimat apa ? Seperti apa ? Dari siapa? Ditaruh dimana ? " tanya Deo keheranan

" Jimat murah rezeki, enteng jodoh, disegani, naik jabatan, dan lain-lain , bentuknya seperti kalung, Itu dari seorang dukun paling top di Indonesia,  Namanya saja Ki Gendeng Sontoloyo  dari Gunung Kelut,  terakhir saya taruh di atas buku ....buku ini", jawabku menunjuk  buku-buku memuat pikiran Karl Marx yang sampai sekarang belum aku pahami.

"Sudahlah lupakan saja, katanya, kau percaya pada proses, pada keyakinan dan semangat kerja, perjuangan tak kenal henti, kok malah  tergantung dengan jimat....lha ini bagaimana?"

"Bukan begitu persoalannya, inikan ....", aku  tak dapat  menjawab pertanyaan itu.  Harus diakui sejak beberapa waktu lalu aku mulai banyak  mempercayai  berbagai hal berbau  supra natural

" Kalau demikian kau telah terjebak takhayul, astaga....aku tak percaya... orang seperti kau  bisa percaya takhayul",

"Kau salah  besar, ini bukan takhayul,  ini hanya percobaan, semacam ikhtiarlah, antara keduanya, boleh percaya atau tidak".

"Sebaiknya tidak saja", Deo  menyeruput kopi   pagi  kembali mengetik seperti seperti biasanya.

" Dasar Monyet".

Aku sedikit kaget sekaligus agak membenarkan ucapan Deo  sedikit masa bodoh. "Mungkin benar,!", Pikirku  agak skeptis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun