Mohon tunggu...
Warman Pluntaz
Warman Pluntaz Mohon Tunggu... -

Freelance

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Sembelit Pagi

21 September 2017   11:21 Diperbarui: 21 September 2017   13:02 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: blogmbahblack.blogspot.co.id

"Tak ada jika tak ada yang beli,  atau para pemain menang semua".

Arah waktu pagi ini berputar-putar. Jarum  Jam maju dan mundur.  Bandulnya  patah. Tak ada telepon  maupun pesan-pesan penting. Hanya ucapan selamat pagi dari beberapa orang yang tak kukenal sebelumnya.  

Lalu beberapa pedagang  sayur dan makanan pagi lewat hilir mudik di depan  pintu. Seorang Anak  berseragam Sekolah  Menengah Pertama  memanggil  penjual roti.

"Ini Roti  paling enak sedunia, tak ada bandingannya, pembuatnya  datang dari negeri seberang, merantau ke sini khusus untuk usaha buat roti"

"Jadi ini roti buatan  orang,  kenapa tak buat sendiri?

"Tak bisalah, neng! Mana sempat abang buatnya",

"Tak sempat  atau tak bisa ?"

"Dua-duanya lah"

"Istri abang bagaimana ?".

"Ngurus anak saja".

"Ohhh....kasihan...ya...", 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun