Bisa jadi, ini pelajaran  pertama yang aku jalani. Betul, memulai sesuatu yang tidak kita sukai  sampai menjadi nikmat.  Ini baru tantangan  hidup. Harus dihadapi  dan diikuti sampai kemanapun ia pergi.
"Ikuti saja bola liar itu, bung !" Â kataku membangun motivasi diri
"Lupakan Goerge Bush, Netanyahu, Blair ........juga lupakan Karl Marx, Lenin, Gramsci, Castro.....Lupakan saja  semua yang mengganggu kerjamu".
"Bagaimana dengan  Soekarno, Tan  Malaka  dan Tuan Kamerad lainnya, lupakan saja".
"Persetan," pikirku.
Hidup cuma sebentar. Eksistensi ditentukan oleh semangat  kerja. Ya, bekerja walau seperti mesin. Tuhan selalu ada di mana-mana. Di ruang kerja, melihat batin pekerja.Â
Di Masjid Ia melihat hati orang sholat, Kompleks Pelacuran juga melihat batin Sang Pelacur, Pengabdian tak terbatas ruang dan waktu, tak terbatas apapun.
Aku  kembali menikmati ruang fiksi pagi sambil mendengkur. Hidup tanpa batas. Aku dapat berubah apa saja,  Superman, Batman, Kamandanu, Brama, Gatot Kaca, Soekarno atau jadi Khomeni atau apa saja.  Spirit selalu datang tak terduga, jika datang disambut  secarik kertas  dan pulpen, sambil menimbang-nimbang nomor berapa yang akan keluar nanti sore.
"Dasar buntut".
"Tak mengapalah, Ini cuma permainan".
'Siapa Yang untung ?".