Mohon tunggu...
Warman Pluntaz
Warman Pluntaz Mohon Tunggu... -

Freelance

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Sembelit Pagi

21 September 2017   11:21 Diperbarui: 21 September 2017   13:02 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: blogmbahblack.blogspot.co.id

Bisa jadi, ini pelajaran  pertama yang aku jalani. Betul, memulai sesuatu yang tidak kita sukai  sampai menjadi nikmat.  Ini baru tantangan  hidup. Harus dihadapi  dan diikuti sampai kemanapun ia pergi.

"Ikuti saja bola liar itu, bung !"  kataku membangun motivasi diri

"Lupakan Goerge Bush, Netanyahu, Blair ........juga lupakan Karl Marx, Lenin, Gramsci, Castro.....Lupakan saja  semua yang mengganggu kerjamu".

"Bagaimana dengan  Soekarno, Tan  Malaka  dan Tuan Kamerad lainnya, lupakan saja".

"Persetan," pikirku.

Hidup cuma sebentar. Eksistensi ditentukan oleh semangat  kerja. Ya, bekerja walau seperti mesin. Tuhan selalu ada di mana-mana. Di ruang kerja, melihat batin pekerja. 

Di Masjid Ia melihat hati orang sholat, Kompleks Pelacuran juga melihat batin Sang Pelacur, Pengabdian tak terbatas ruang dan waktu, tak terbatas apapun.

Aku  kembali menikmati ruang fiksi pagi sambil mendengkur. Hidup tanpa batas. Aku dapat berubah apa saja,  Superman, Batman, Kamandanu, Brama, Gatot Kaca, Soekarno atau jadi Khomeni atau apa saja.  Spirit selalu datang tak terduga, jika datang disambut  secarik kertas  dan pulpen, sambil menimbang-nimbang nomor berapa yang akan keluar nanti sore.

"Dasar buntut".

"Tak mengapalah, Ini cuma permainan".

'Siapa Yang untung ?".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun