Bagian Tiga
"Iya, kan menurut mereka, untuk bisa bertemu dengan Tuhan harus terlebih dahulu meninggalkan dunia, sedangkan mereka semua masih berada di dunia ini," jawab Jabrik sambil tertawa lebar saat melihat wajah Perempuan muda yang tadi terdengar mendesah di telingannya itu, saat ini telah berubah, dari bersemu merah menjadi merah padam, karena merasa begitu kesal dengan sikap Jabrik barusan.
"Hihihi.., iya ya, terus Si Belah mengurungkan niatnya untuk pergi mencari Tuhan?" jawab Oneng yang sengaja tertawa cekikikan untuk menyembunyikan kejengkelannya pada Lelaki kurang ajar di depannya ini.
"Tidak, Si Belah ini tipikal orang nekat dan masa bodo, jadi semua aturan yang ada di dunia ini, terutama tentang tata cara menyebut dan menyembah Tuhan, dia tabrak semua."Â jawab Jabrik datar. Sikapnya seperti orang yang tidak merasa bersalah dengan apa yang telah diperbuatnya.
Jabrik berdiri dari tempat duduknya, menggeser kursinya lalu beranjak pergi, meninggalkan Oneng seorang diri.
"Waduhh! Eh, mau kemana Mas?" tanya Oneng saat melihat Jabrik pergi meninggalkannya begitu saja di tempat ini.
Jabrik celingak-celinguk di luar Warung Kopi.
 "Toilet dimana?" tanya Jabrik sambil kembali masuk ke dalam Warung Kopi.
"Haduh, Mas ini bikin kaget Oneng aja, kirain mau pergi dan lupa membayar Kopi nya, hihihi.. Nyari toilet kok kesitu. Di dalam situ Mas," jawab Oneng sambil menunjuk ke arah dalam bagian Warung Kopi nya yang ada tulisan "TOILET BELOK KIRI".
Setelah sekian lama, Jabrik akhirnya muncul kembali, terus melangkah ke arah tempat duduknya tadi sambil tersenyum ke arah Oneng yang masih setia menantinya, di depan Meja dan Kursi-nya yang tadi.